Share

Bab 19

"Mirna, Ajril dan Angga belum bangun?" tanya Nek Idah berbisik pelan.

"Belum, Bu! Semalam anak-anak bergadang main congklak. Kenapa, Bu?"

"ibu mau kepasar! Kamu jaga Ajril dan Angga di rumah," kata Nek Idah sembari menentang tas yang sudah lusuh.

"Tapi, Mirna mau keladang," sahut Mirna yang kini sudah bersiap membawa keranjang dan golok di tangan.

"Hari ini tak perlu keladang. Ibu ingin memberikan hadiah untuk Ajril yang sedang ulang tahun hari ini. Kamu lupa, ya? Keponakan kamu itu sudah berusia enam tahun," tutur sang ibu.

"Memangnya ibu punya uang?" tanya Mirna.

"Kan, ibu dapat uang dari Nani!"

"Oh, iya. Mirna lupa, Bu. Kalau begitu ibu pergi aja kepasar, biar mereka Mirna yang jaga."

"Ya! Ibu hanya pergi sebentar, ko."

"Mirna nitip ya, Bu!"

"Titip apa?" dahi Nek Idah merenggut.

"Kue lapis!" Mirna nyengir.

"Aish... Ibu kira kamu nitip apa," gerutu Nek Idah.

"Pria lajang juga gak apa-apa,Bu. Mirna, sih ikhlas-ikhlas aja menerima!"

"Iya. Lelaki botak dan bergigi ompong nanti yang ibu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status