Paula mengetikkan kata-kata penolakan di ponselnya, tapi akhirnya tidak jadi mengirimkannya. Spirit Animation adalah Impian bagi semua komikus. Dulu Paula berniat untuk mengumpulkan pengalaman dan reputasi dari karya digitalnya, lalu perlahan-lahan masuk ke perusahaan ini setelah lulus kuliah nanti. Dia bisa bekerja sama dengan tim komikus terbaik di negeri ini dan menjadi sukses.Namun sekarang saat kesempatannya sudah berada di depan mata, Paula malah tidak bisa menyetujuinya. Hal ini benar-benar menyiksa baginya. Harry benar-benar menyebalkan. Padahal Paula sudah berulang kali menolaknya, tapi dia masih saja bersikeras membuat Paula bimbang."Aahh!" teriak Paula sambil memukul bantal untuk melampiaskan emosinya.Tiba-tiba, pintu kamarnya diketuk. Paula buru-buru berdiri dan memeriksa piamanya, lalu beranjak untuk membuka pintu kamar."Ada apa?" tanya Darwin sambil bersandar di samping pintu. Tangannya masih memegang gelas susu yang diantarkan Paula tadi. Ekspresinya tampak santai da
Bahkan Rhea saja tidak bisa mengingat nama Spirit Animation, Darwin juga seharusnya tidak akan ingat dengan perusahaan ini bukan?"Paman biasanya selalu di kantor pusat, dia jarang ke kantor cabang. Kenapa?" Rhea membalikkan badan dan menguap, berencana untuk melanjutkan tidurnya."Nggak apa-apa. Aku ada teman yang bekerja di sana, jadi cuma sekadar bertanya. Kamu lanjutkan saja tidurmu."Setelah Paula menutup telepon itu, dia merias diri dengan gembira dan pergi untuk wawancara. Tak lama kemudian, Darwin yang sedang berada di bandara untuk menunggu penerbangannya, mendapat sebuah pesan dari asistennya.Isinya adalah foto Paula yang sedang berdiri di depan pintu masuk Spirit Animation dan sepatah kalimat di bawahnya.[ Bu Paula sedang wawancara kerja di anak perusahaan Grup Sasongko, Spirit Animation. ]Melihat Paula yang tersenyum dengan percaya diri sambil mengenakan setelan profesional, Darwin tidak tahan untuk menyimpan foto itu. Paula suka komik, wajar saja dia tidak ingin kerja s
"Penerus Grup Sasongko, Darwin." Direktur itu takut bahwa Harry keras kepala dan sengaja mengusik Paula.Harry hanya mendengus dan berkata dengan tidak acuh, "Hanya pewaris Grup Sasongko saja, apa hebatnya? Aku cuma mengagumi bakal Paula saja, apa dia harus menganggapku sebagai saingan cintanya?"Padahal di dalam hatinya, Harry merasa Paula sangat imut dan menggemaskan. Darwin yang sifatnya dingin itu sama sekali tidak cocok bersama Paula.Direktur dan rekannya yang lain dalam hati membatin, 'Lihat saja kelakuanmu saat bertemu Paula. Pria mana yang bisa tahan melihatnya?'"Bukannya ada rumor bahwa pewaris Grup Sasongko nggak suka mendekati wanita? Kukira dia memang impoten, kenapa sekarang sudah mau dekati wanita?" sindir Harry.Direktur buru-buru menutupi mulut Harry, "Astaga, bisa nggak kamu pikir dulu sebelum bicara? Itu cuma gosip, memangnya bisa dianggap serius? Selain itu kalaupun gosip itu benar, itu hanya bisa membuktikan bahwa Pak Darwin bukan orang sembarangan. Apa hubunganny
"Paula, anggap saja kamu datang untuk melihatku terakhir kalinya." Usai melontarkan kata tersebut, Yuni pun menutup teleponnya.Paula mematung sejenak. Pada akhirnya, dia memutuskan untuk tetap mengantarkan kopi untuk Rhea terlebih dahulu.Rhea membawanya ke ruangan kantornya, lalu bertanya dengan penasaran, "Kenapa tiba-tiba datang mencariku?"Paula jarang sekali berpenampilan formal seperti ini. Saat ini dia mengenakan blazer hitam dan menggunakan lipstik merah. Bukan hanya tidak terkesan kaku, penampilan Paula ini bahkan menambah pesona dan kedewasaan."Kebetulan aku ada di dekat sini, jadi kubelikan kopi untukmu." Paula merasa auranya kalah jauh jika berada di hadapan Rhea."Kebetulan aku ada urusan mau mencarimu. Saat pesta ulang tahun nanti, aku carikan pasangan pria untukmu. Fotonya sudah kukirimkan, kamu lihat dulu suka atau nggak. Kalau nggak suka nanti aku ganti."Baru saja ucapan Rhea dilontarkan, ponsel Paula telah berdering. Saat membuka pesan darinya, semua foto yang diki
Paula juga bukan dibesarkan di keluarga biasa, sehingga dia juga tidak asing dengan perjodohan seperti ini. Dia bisa bersama Richie dulunya juga karena perjodohan."Bukannya kamu bilang Kakek Terry sangat menyukaimu? Kalau nggak, coba kamu mohon saja padanya. Mungkin dia bisa setuju nggak menjodohkanmu."Kekayaan Keluarga Sasongko sudah sangat luar biasa, mereka seharusnya tidak perlu lagi menukarkan kebahagiaan anak cucu demi harta lagi, 'kan?"Memangnya kenapa kalau sudah memohon padanya? Lagi pula, pada akhirnya tetap saja harus menikah. Pasangan nikahnya juga hanya bisa dipilih dari beberapa kandidat itu, nggak ada bedanya dengan perjodohan. Aku percaya dengan selera Kakek. Orang yang dia pilih pasti merupakan yang terbaik." Rhea tidak menyukai perjodohan, tapi juga sepertinya tidak menolak keras.Melihat Paula masih menatapnya dengan alis berkerut, Rhea tertawa terbahak-bahak. "Bukan kamu yang mau dijodohkan, kenapa kamu semurung itu?"Paula kesal dan mencubit wajah Rhea sekilas.
Dibandingkan dengan ekspresi Darwin yang tidak acuh dan tidak fokus, semua orang di tempat itu tampak agak gelisah. Mereka semua ingin mendapatkan sumber daya dari Darwin, tetapi tidak menemukan cara untuk menyenangkannya.Hari ini mereka telah mengeluarkan modal besar untuk mengundang tim penari yang seksi. Namun dilihat dari ekspresi Darwin, sepertinya dia tidak terlalu suka.Pada saat ini juga, tiba-tiba Darwin mengangkat tangannya.Penanggungjawab acara langsung menghentikan musiknya dan para penari di panggung juga menghentikan gerakan mereka.Darwin membuka pesan WhatsApp-nya, lalu terdengar pesan suara dari Rhea, "Terima kasih, Paman! Aku cinta padamu!"Suara Rhea sangat nyaring dan lantang. Setelah itu, dia kembali membuka pesan selanjutnya. Begitu terdengar suara Paula, Darwin langsung keluar.Sekelompok orang asing yang duduk di sana sama sekali tidak mengerti maksud ucapan itu. Namun, mereka semua merasa suara Paula sangat merdu dan memikat."Aku pamit dulu." Darwin juga ten
"Bukan apa-apa, cuma mau berterima kasih," kata Paula sembari menatap matanya secara langsung. Meskipun agak canggung, Paula tidak menunjukkan rasa malunya sama sekali.Darwin bisa merasakan dengan jelas bahwa sikap Paula telah berubah terhadapnya. Hanya saja, dia tidak tahu apa alasannya."Ke depannya harus telepon tiga kali setiap hari. Aku mau pastikan keselamatan anakku," kata Darwin dengan agak egois."Anak-anak sangat aman," jawab Paula dengan ekspresi enggan."Paula, mereka itu anakku juga," balas Darwin dengan nada bicara yang agak melunak.Paula hanya menanggapi dengan datar, "Aku nggak akan menghalangi hak kunjunganmu."Hak kunjungan! Mata Darwin langsung membelalak. Apakah ini berarti Paula telah yakin tidak mau menikah dengannya?"Kamu sudah pikir dengan baik?" tanya Darwin.Paula menganggukkan kepalanya. Apa lagi yang mau dipikirkan? Bukankah Darwin sudah punya pasangan yang dijodohkan? Semua pernikahan dan status Nyonya Sasongko yang disebutkan Darwin sebelumnya hanya tip
Paula juga pasti tidak ingin mengungkap bahwa Darwin adalah ayah dari anaknya karena alasan ini, bukan? Apakah Paula akan terharu jika Harry mengatakan ingin menjadi ayah dari anaknya?Namun saat Harry menoleh melihat Paula, ekspresi Paula malah terlihat tenang dan hanya berkata dengan nada datar, "Anakku nggak butuh ayah."Harry langsung mengacungkan jempol pada Paula. "Kamu benar-benar keren." Padahal Paula terlihat lemah lembut, tak disangka dia malah berani jadi ibu tunggal.Paula merasa sifat Harry sangat aneh, sehingga dia memutuskan untuk menjauhi pria itu.Begitu masuk ke kantor, Harry langsung dipanggil oleh direktur ke ruangannya."Cepat hapus unggahanmu itu tadi!" teriak direktur itu."Lagi-lagi Darwin meneleponmu?" tanya Harry sambil berdecak dengan tak acuh."Asistennya yang telepon. Katanya Pak Darwin marah besar melihat postinganmu itu!" timpal direktur dengan cemas."Memangnya apa lagi yang bisa dia lakukan selain marah? Dasar pengecut! Sudah menghamili orang tapi nggak