Share

Jatuh Cinta

Dentum musik elektro dari mesin di panggung terus menghentak, tapi aku belum tergoda bergerak mengikuti, hanya melintasi keramaian para manusia nokturnal yang terus meliuk. Keberadaanku di tempat bising dan penuh ini hanya untuk memenuhi janji jumpa pada seseorang.

Kulihat gadis yang aku tuju melambaikan tangan dari meja dilingkari sofa kulit tebal yang warnanya sudah enggak jelas di bawah paduan banyak lampu. Terusan sepaha yang dikenakannya tampak jatuh membentuk lekuk tubuh, tali bahunya menegaskan garis dari tulang selangka dan bahu yang sempurna. Siapa yang tidak akan tergoda dengan pergerakan Caca?

"Hai, Ca!" balasku terhadap sapaannya tanpa menyentuh sama sekali. Aku menolak salaman apalagi pelukan seperti biasa, cenderung menghindarinya setelah insiden terakhir di pulau seberang. Jujur, aku ngerasa salah karena sempat melewati batas dan kepergok Aya.

"Istrimu enggak dibawa, Bra?"

Tunggu. Aku cukup terkejut saat baru mencapai keempukan sofa. "Kamu sudah tau kalau aku sama Ay—"

"
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status