Share

22. Halusinasi

“Sudah pesannya?”

“Hm.”

“Pesan apa?”

“Burger. Lagi banyak diskon soalnya, gratis ongkir pula.”

“Oh ….” Dagunya naik. Aku bisa melihat itu walau sedang ketagihan melihat tampilan menu lain yang terlihat lebih lezat dari yang kupesan tadi.

“Nih, ada sms penting juga masuk tadi,” kataku. Mencoba tenang, setenang-tenangnya manusia di muka bumi ini. Ia menyodorkan minuman dingin dalam gelas panjang yang airnya berwarna caramel kepadaku. Aku menyesapnya perlahan, mencoba menyembunyikan tremorku sambil melipat kaki dengan anggun. Menunggunya mengecek sms tadi.

“Sempat kamu baca?”

“Hm, iya.”

Dia jadi bingung mau menjawabnya bagaimana.

“Sebenarnya itu untuk—”

“Privasi kan? maaf, ya. Soal tadi kenapa aku lihat karena notifikasinya muncul begitu saja, jadi nggak bisa dihindari.”

“Ah …. iya. Nggak apa-apa.” Dia bingung sekaligus merasa aneh. Sambil menggaruk-garuk pelipis dan menyesap minuman yang warnanya lebih pekat dariku, keresahannya pun dilontarkan.

“Kamu nggak penasaran?”

Aku b
Sun🌅

Hai. Ini Sun. Sorry updatenya telat banget. Akan kupastikan mulai dari sekarang akan rajin update lagi ya.. semoga kalian suka cerita aku^^ >.<3<3<3 See you in the next chapter

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status