Share

78. Dua Pilar Cinta

Rania mengerjap beberapa kali. Kepalanya terasa pening bak dipukul palu godam. Saat akan bangkit dari kasur, ia harus berpegangan pada sisi ranjang dan sudut meja. Matanya lantas menyisir kamar, menyelidik. Dekorasi ruangan ini amat berbeda dengan tempat terakhir kali ia dikunci papanya.

Rania bergerak ke arah jendela sembari memijat kepala. Halaman sudah dipenuhi oleh orang-orang yang berlalu-lalang, menenteng senjata. “Ini di mana?” tanyanya dengan raut bingung.

Rania kembali duduk di bibir kasur, berkonsentrasi untuk mengembalikan ingatan. Seingatnya, setelah papanya menguncinya di kamar, ia terus berteriak, memukul-mukul pintu. Namun, tak ada tanggapan hingga beberapa menit berlalu. Saat mengintip melalui jendela, puluhan mobil keluar dari pintu gerbang. Jelas saja ia bingung karena ketika dirinya memasuki bangunan ini, ia tidak melihat kerumunan mobil tersebut.

Di tengah kebingungannya saat itu, pintu tiba-tiba saja terbuka dari luar. Rania seke

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status