Share

42 kupeluk dirinya

Kupeluk putriku dengan penuh perasaan lalu tetap berusaha untuk menenangkan dia. Rina dan Heri juga begitu prihatin dengan adiknya yang rela menjadikan dirinya sebagai tumbal di hadapan ayahnya meski itu tidak benar-benar terjadi.

"Ayah benar benar keterlaluan," gumam Rena.

"Iya, betul, aku kecewa pada tindakan ayah," ujar Heri sambil memandangku dengan sedih.

"Ayo bangun, mari kita bersihkan bekas bensin dari ruangan ini," ujarku sambil mengusap air mata dan membangunkan anakku yang masih berduka.

Kuantar felicia ke kamarnya lalu kuminta ia mandi, kusiapkan pakaian di atas ranjang lalu aku pun beranjak membersihkan diri.

Kedua anakku yang lain sibuk membereskan bekas bensin dan barang barang yang pecah. Aku tercenung dan terdiam melihat pemandangan rumah dari balkon lantai dua. Dulu, rumahku adalah surgaku, tempat terbaik kami untuk pulang dan menenangkan perasaan. Sekarang semuanya sudah beda, hawanya suram, sepi dan tidak lagi tentram. Perasaan yang ada selalu was was dan berkecamu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Cici Hardi
rumah dijual dan pindah ke tempat yang dekat tempat kerja dan sekolah anak-anak
goodnovel comment avatar
Dyah Astri Andriyani
jual aja rumahnyaa...pindah k tempat yg tdk diketahui faisal
goodnovel comment avatar
Isabella
di jual rumahnya biar gak keinget dg si Faisal. terus beli rumah lagi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status