Share

BAB 17A

Hati ini rasanya tak karuan. Nyeri tiap kali membayangkan bagaimana perempuan itu diperlakukan dan diistimewakan. Aku tak ingin mengingat, tapi bayang itu selalu berkelebatan seolah tak ingin dilupakan.

Aku tak tahu apa yang dilakukan Mas Bian dan Irena setelah kepergianku, tapi pernyataan dan jawaban-jawabannya sudah membuatku mengerti bahwa aku bukanlah harapannya.

Aku bukan impiannya. Jadi tak perlu juga bermimpi terlalu tinggi sebab bila jatuh akan semakin membuatku sakit hati. Bisa saja aku pura-pura tak tahu atau diam, hanya saja pastilah sakit itu terasa semakin dalam.

Hanya menunggu bom waktu saja hingga akhirnya dia menjatuhkan talaknya. Daripada ditalak semakin membuatku terluka, lebih baik aku menggugatnya saja.

Lagipula percuma bertahan dalam pernikahan jika dia hanya memikirkan perempuan lain sepanjang waktunya. Tak pernah berusaha melupakan justru selalu mengingat bahkan hingga dalam tidurnya.

"Kamu kenapa, Nia? Habis nangis?" Ibu menatapku lekat dengan pandangan pen
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (6)
goodnovel comment avatar
siti fauziah
keren jgn mau disakiti sama laki2 brengsek
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
ngebacot aja kau nia, klu punya harga diri maka tinggalkan laku2 itu
goodnovel comment avatar
ilmupustaka.19
hikzz,, sedih bgt tau gak sih thor.... triple up yukkzz hr ini... smangaatt
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status