Share

Part117

"Sudah siap berdandannya, Nay? Nak Rafi dan keluarganya sudah datang. Tidak enak kalau terlalu lama dibiarkan menunggu. Cepat keluar, ya! "Ibu mendorong sedikit daun pintu, sambil memasukkan kepalanya.

"Iya, Bu. Sebentar lagi juga selesai, kok." Kupegangi dadaku yang bergerak naik turun, berdebar-debar saking gugupnya. Seolah-olah kejadian ini baru sekali kualami.

Ternyata meski sudah berpengalaman, namun dengan orang yang berbeda, perasaan gugup itu masih juga terasa. Terbayang juga apa yang kini tengan dirasakan oleh Mas Rafi. Apalagi dia menderita gugup akut lebih dari aku.

Ada perasaan geli juga memikirkan kalau Mas Rafi juga sedang berkeringat dingin menghadapi malam ini, sama sepertiku. Atau memang hanya kami yang merasakan hal itu?

"Mbak Nay kenapa? Jantungan, ya?" ledek Rina yang sedang membantuku merias wajah sambil tersenyum.

"Tahu saja sih kamu. Mbak gugup ini. Tapi ya tidak sampai kena serangan jantung juga." sanggahku, sambil terus memegangi dada.

Dulu Rina dan Fani sempa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status