Share

Bab 22A

Bagai mendengar petir di siang bolong, Sungguh tidak percaya dengan apa yang baru saja Om Beni katakan. Mana mungkin aku bisa menikah dengan laki-laki yang baru saja aku kenal dalam satu hari.

"Maaf Om Beni, apa Om bisa jelaskan tentang wasiat itu?" tanyaku, berharap jika ini hanyalah prank saja.

"Begini Sera, ... Saya, almarhum Ayahmu dan almarhum Ayah Pras bersahabat sejak kami kuliah." Om Beni mulai menjelaskan.

"Ayahmu dan Ayah Pras sukses berhasil mendirikan perusahaan. Mereka berdua sepakat menggabungkan perusahaan mereka dengan cara menikahkan anak-anak mereka nantinya. Dan ..., mereka berdua akhirnya membuat surat wasiat."

Om Beni menjelaskan panjang lebar.

Aku melihat Pras yang senyum-senyum sejak tadi.

"Pras, sepertinya kamu sudah tahu hal ini sebelumnya?" tebakku menatap curiga pada Pras.

"Ya, memang benar. Dan sudah sejak lama aku menyelidiki calon istriku ini. Sera, sudah saatnya kamu bahagia. Setelah sekian lama kamu menderita hidup bersama laki-laki tidak berguna
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (25)
goodnovel comment avatar
Vanisa Ersli Tumewu
iya bener, aneh yaa. jadi kaya maksain ceritanya biar panjang
goodnovel comment avatar
Endang Mulyati
novelnya jangan terlalu panjang, sewajarnya saja, jadi seneng membacanya
goodnovel comment avatar
Jasmine
tekor isi koin teros woooy
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status