Share

Bab 22B

"Kamu pusing banget ya? Kok kalem banget?" Punggung tanganku meraba kening Arief. Namun suhunya normal.

"Udah nggak usah pegang-pegang." Laki-laki blasteran Padang Belanda itu menepiskan tanganku.

"Tumben banget jutek gini. Salah minum obat, ya?" Aku masih berusaha bercanda. Walau sebenarnya aku melihat keseriusan dari wajah laki-laki yang baru kusadari ketampanannya saat berdekatan sekarang ini. Pantas saja banyak wanita yang tergila-gila padanya.

Arief membuang nafas kasar. Kemudian tiba-tiba mata hazel itu menatap dalam padaku.

"Rani ..., mengapa kamu tidak pernah mengerti akan perasaanku?" lirihnya.

"M-maksudmu ...?" Aku mulai menduga-duga arah pembicaraan ini.

Sekali lagi Arief membuang nafas kasar, kali ini lebih panjang. Mengalihkan pandangan sejenak. Lalu kembali menatap mataku. Tatapan kami bertemu. Seakan-akan terkunci. Hingga aku tak kuasa mengalihkan pandangan dari mata hazelnya yang tegas dan tajam.

"Rani ..., Aku telah berjanji pada diriku sendiri. Aku tidak mau
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (13)
goodnovel comment avatar
Kopi Coklat
sementara buka kuncinya pake video dulu
goodnovel comment avatar
rien andarwati
iya lama2 capek harus buka koin dengan berbayar... jadi males mau ngelanjutun baca...
goodnovel comment avatar
Zulfa Hanum
bayar lagi bayar lagi hadooow cape ach
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status