Share

bab 39

Samar-samar aku mendengar suara orang-orang berbicara dari kejauhan. Perlahan aku membuka mata. Nampak dinding berwarna putih di sekelilingku. Ternyata aku masih hidup. Terima kasih Ya Allah.

Aroma khas obat-obatan rumah sakit tercium olehku. Selang infus pun sudah terpasang di tanganku.

Sepertinya aku pingsan cukup lama. Mengingat-ingat kejadian tadi, kira-kira siapakah yang tertembak? Siapakah yang menolongku?

Tak henti-hentinya aku berucap syukur dalam hati. Giska, bunda selamat, sayang. Ah, aku sangat merindukan gadis kecilku itu. Ingin rasanya memeluknya saat ini.

"Sera, Kamu udah sadar ?"

Aku menoleh ke arah pintu. Seseorang masuk dengan wajah tampan dan tersenyum padaku.

"Prass ..." lirihku.

Lagi-lagi laki-laki ini yang menolongku.

"Bagaimana? Masih pusing?" tanyanya seraya mengelus kepalaku.

Perlakuannya selalu semanis ini padaku.

"Sudah mendingan. Makasih ya. Kamu selalu menolongku, Pras." sahutku.

"Siapa bilang? Aku baru saja pulang dari singapore sore tadi. Kemud
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Murdiati
seru ceritanya
goodnovel comment avatar
Wong Ndeso
kesannya si Rani kaya wanita murahan .........tiap ketemu laki" berdebar ada rasa lain
goodnovel comment avatar
Diana Merdeka Sari
seru seru deh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status