Share

Bab 18. Minta Keadilan

Krieeet…

Keempat pasang mata itu melotot kaget dan refleks menoleh ke arah pintu pagar yang baru saja kubuka dari luar. Dengan wajah tanpa berdosa aku segera melangkah masuk ke halaman rumah mertuaku. Rasanya mulutku sudah gatal untuk membalas hinaan ibu mertua kepada mendiang ibuku yang telah tiada.

Tanpa basa-basi segera kulangkahkan kaki dengan mantap dan langsung menghampiri wanita yang bergelar sebagai ibu dari suamiku tersebut.

"Eh, N-nak M-maya, baru saja datang atau sudah dari tadi, Nak?" Terlihat jelas kegugupan melintas di wajah ibu mertua. Mungkin ia takut kalau aku mendengar semua cacian yang ia lontarkan di belakangku tadi.

Halah, tidak perlu bersandiwara lagi, Bu! Sekarang aku sudah tahu wajah aslimu tanpa topeng seperti apa.

"Mn, baru saja kok, Bu!" Anehnya semua kemarahan yang sudah ku tahan dalam hati sejak tadi tidak bisa keluar sama sekali. Aku justru malah bersikap hormat dengan menyalami takzim kedua orang tua Mas Indra. Mungkin selama ini aku sudah terbiasa bers
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status