Selamat Membaca ❤ Sehat Selalu 🥰 versi lengkap bisa DM arafaq_9 atau bisa minta link saluran W-A ara lewat dm yaa ❤
Victor mengambil air hangat, dan handuk kecil. Setelahnya, ia kembali mendekati Kiara yang sudah terlelap. Victor duduk di bibir ranjang, pria tersebut mengulas senyumnya melihat Kiara yang nampak sangat kelelahan. Bagaimana tidak kelelahan—jika mereka saja melakukannya sampai empat kali, seandainya Kiara tidak mengeluh perutnya sakit. Mungkin Victor akan terus menggempurnya. "Aku tau jika saat ini kau sedang hamil, Baby. Tapi aku akan diam saja sampai kau menyadarinya sendiri." Victor mengelus perut Kiara, pria itu merundukkan tubuhnya dan mengecup perut Kiara penuh sayang. "Sehat selalu anak, Daddy. Terimakasih—karena kau, Mommy jadi mau mendekat," bisiknya, Victor terkekeh. Setelah itu, ia menegakkan tubuhnya. Victor mulai membersihkan tubuh Kiara dengan handuk kecil yang ia bawa tadi, Victor sangat telaten membersihkan tubuh Kiara. Ketika selesai, Victor mengembalikan wadah, dan handuk kecilnya ke kamar mandi. Kemudian pria tersebut bergabung dengan Kiara. Malam harinya,
Keesokan harinya, Kiara menggeliat, secara perlahan wanita itu membuka kedua matanya, ia mengerjapkan matanya beberapa kali. Sebelum akhirnya Kiara membalikkan badannya, wanita itu menatap Victor yang masih terlelap. Tangannya terulur mengelus rahang tegas Victor. "Daddy," panggil Kiara. "Ayo bangun, sudah pagi. Daddy tidak ke kantor? Kiara hari ini ada urusan ke kampus," ucap Kiara, wanita itu terus mengelus rahang tegas Victor. Sampai akhirnya Kiara mengelus bibir Victor, membuat Victor menggigit jemari Kiara. "Daddy!" pekik Kiara terkejut, Victor membuka kedua matanya. Pria itu terkekeh, dan mengeratkan pelukannya pada tubuh Kiara. "Morning, Baby," Kiara mengulas senyumnya, "morning, Daddy. Ayo bangun, sudah pagi," "Hm, kau mengatakan apa tadi? Kau ada urusan ke kampus?" "Ya, aku harus menandatangani beberapa berkas untuk wisuda nanti," jawabnya, Victor mengangguk. "Kapan kau wisuda, Baby?" "Tiga bulan lagi, kenapa? Daddy mau datang?" "Mau, Daddy akan d
"Apa lagi yang mereka lakukan kepada Kiara?" sentak Victor, wajahnya mengeras. Kedua tangannya terkepal kuat. "Hanya itu, Tuan. Tapi sekarang Nona Kiara kesakitan akibat tendangan Nona Cecilia," jelas anak buah Victor, membuat Victor semakin meradang. "Brengsek! Mereka benar-benar membuatku marah, bagaimana bisa mereka mencelakai kesayanganku hah? Lalu apa tugas kalian di saat Kiara di celakai?" bentak Victor, anak buah Victor menunduk ketakutan. "Sekarang lakukan tugas dariku, jangan buat mereka mati. Cukup lukai mereka, dan buat celaka! Aku ingin mereka berdua merasakan apa yang Kiara rasakan, kalian paham?" tegas Victor, dua anak buah Victor mengangguk. "Kami paham, Tuan," ujar mereka berdua. "Bagus, sekarang jalankan tugas kalian. Aku ingin mendengar mereka benar-benar celaka!" "Baik, Tuan. Lalu bagaimana dengan Nona Kiara?" "Aku yang akan mengurusnya." Victor menatap keduanya dengan tajam, sebelum akhirnya pria itu melangkah pergi. Victor masuk ke dalam mobilnya
Bellevue Hospitals, "Bagaimana situasinya?" tanya Victor pada anak buahnya melalui panggilan telefon. "Aman, Tuan. Apakah Anda akan kemari sekarang?" tanya anak buah Victor. "Ya, aku kesana. Buka pintu ruangan Cecil," ucap Victor, sebelum akhirnya pria itu mematikan sambungan telefonnya. Victor membalikkan badannya, ia masuk ke dalam ruangan Kiara. Setibanya di kamar, Victor mendekati Kiara. Tangannya bergerak mengelus lembut puncak kepala Kiara, kemudian, ia merundukkan tubuhnya, dan mengecup Kiara. "Istirahatlah, aku akan membalas apa yang sudah Cecil lakukan kepadamu. Baby," bisik Victor, ia menegakkan tubuhnya, dan melangkah keluar dari ruangan Kiara. Setibanya di ruangan Cecil, Victor menyeringai. Pria itu melihat Cecil yang terbaring dengan beberapa luka di tubuhnya, lantas—Victor mengeluarkan belati kecil dari saku kemejanya, ia mendekati ranjang Cecil. Victor menancapkan belatinya pada pipi Cecil. "Kau cantik, tapi sayang—masih cantik Kiara. Bahkan kini kau
"Aku mencintaimu, Victor," Deg! Victor tertegun, jantungnya berdegup dengan kencang. Ketika telinganya mendengar Kiara mengatakan cinta, Victor menjauhkan tubuhnya dari Kiara. Pria tersebut menatap Kiara dengan serius, mencoba mencari kebohongan pada kedua mata teduh itu. "Kau mengatakan apa, Baby? Coba katakan lagi," pinta Victor, Kiara mendengkus geli. "Tidak ada siaran ulang, Sayang," ucap Kiara, membuat Victor terkekeh. "Ulang lagi, Baby. Aku benar-benar ingin mendengarnya, aku mohon," ucap Victor dengan memohon, Kiara tersenyum. Wanita itu mengalungkan kedua tangannya di leher Victor. "Aku mencintaimu, Victor. Mencintaimu, dan mencintaimu!" seru Kiara, menerbitkan senyuman dan jantung berdebar-debar di hati Victor. Victor meraih dagu Kiara, mendongakkan wajah wanita itu. Membuatnya bisa memangut bibir Kiara, Victor memangutnya dengan penuh kelembutan. Kiara sendiri turut membalas pangutan Victor dengan intens. Lama keduanya berpangutan, kemudian—Victor menyudah
Kiara Giovanna, seorang gadis cantik berusia 23 tahun yang terpaksa menikah dengan Edwin Anderson. 26 tahun. Sosok pria yang sudah menyebabkan Daddy-nya meninggal dunía karena kecelakaan, kecelakaan yang bermula dari kelalaian Edwin sendiri. Kiara pun sudah menolak pernikahan ini, namun karena paksaan Edwin, dan permintaan Daddy-nya sebelum meninggal. Kiara akhirnya menerima pernikahaan ini. Pernikahan yang membuat Kiara merasa kecewa, dan sia-sia. Bagaimana tidak kecewa, dan sia-sia. Jika selama pernikahannya dengan Edwin-Kiara tidak pernah di anggap, Kiara merasa di campakkan, dan Kiara merasa percuma selama dua bulan ini menjalani pernikahan. Sebab Edwin sendiri masih menjalin hubungan dengan kekasihnya, dan hanya dia yang mengetahui hal ini. Karena Edwin tidak berani mengatakan yang sesungguhnya kepada Victor. Victor Anderson, sosok pria gagah, dan tampan yang kini berusia 37 tahun. Victor Anderson, Daddy Edwin. Seorang duda dan pengusaha nomor satu di New York, wajahnya yang tam
Kiara menggeliat tertahan, suara ringisan terdengar dari bibirnya. Kedua kelopak matanya bergerak, sebelum akhirnya secara perlahan mulai terbuka. Gadis yang kini sudah menjadi seorang wanita itu mengerjapkan kedua matanya berkali-kali, ia mencari kesadarannya. Wanita itu memejamkan kedua matanya sejenak, sebelum kembali terbuka dan menunduk. Kedua mata Kiara menatap sendu ke arah tangan kekar Victor yang melingkar di perut rampingnya, seketika air matanya kembali luruh saat mengingat kejadian semalam. Kejadian yang membuat hidup Kiara semakin hancur. Kiara menyingkirkan tangan Victor, wanita itu mencoba beranjak bangun dengan susah payah, ia duduk dan menoleh ke arah Victor. Hatinya kembali merasakan sesak saat bagaimana Victor berkali-kali melakukan hal gila kepadanya, Kiara mengusap air matanya, ia menuruni ranjang dan meraih kemeja Victor. Memakainya, lalu bergegas melangkah keluar dari kamar Victor dengan langkah yang susah. "Shhss, sakit sekali," gumam Kiara saat merasakan pe
Napoli, Italia."Bagaimana kabar istrimu, Sayang? Apakah dia menghubungimu?" tanya Cecilia, wanita itu mengalungkan kedua tangannya di leher Edwin."Tidak, dan lagi untuk apa kau selalu membahasnya. Cecil? Kau mengatakan jika tidak terima dengannya, tapi kau selalu menyebutnya sebagai istriku. Apakah ini menandakan jika kau sebenarnya sudah merelakanku menjadi milik orang lain?" kesal Edwin, sebab Cecil selalu saja membahas tentang Kiara. Yang mana membuat Edwin muak."Bagaimana bisa aku menerimanya, aku membahasnya karena ingin mengingatkanmu jika kau harus segera menceraikannya!" ketus Cecil, Edwin menghembuskan nafasnya perlahan. Pria itu menarik Cecil untuk duduk di bibir ranjang."Aku akan menceraikannya, tenang saja. Kau tidak perlu khawatir, bukankah aku tidak pernah berbohong? Jika kau terus membahasnya—aku jadi muak,""Ya, maafkan aku yang selalu membuatmu muak karena Kiara. Tapi jujur aku sangat tidak suka dengannya, Sayang. Aku ingin kau segera membuangnya, dan kita menikah