Selamat Membaca ❤ Sehat Selalu 🥰 Fyi, ini adalah bab termanis sebelum masuk konflik yang benar-benar konflik. Jadi selamat menikmati konflik besar bersama ara sayang-sayangku! Loveyou 😘❤
Beberapa hari berlalu, Setelah berada di rumah sakit menjalani perawatan, kini Edwin sudah kembali ke mansion. Dalam beberapa hari ini, ia juga sering memperhatikan Kiara. Sebab wanita itu semakin menjaga jarak dengannya, dan nampak acuh. "Kiara," panggil Edwin, pria tersebut berdecak saat Kiara tidak menyahut. "Kiara, apakah kau tidak mendengarku?" sentak Edwin, Kiara mendesah pelan. Lantas membalikkan badannya, dan menatap Edwin dengan serius. "Kenapa, Kak?" tanya Kiara dengan malas. "Aku sejak tadi memanggilmu, apakah telingamu bermasalah?" gerutu Edwin, pria itu menatap Kiara dengan serius. 'Ternyata dia juga sangat cantik, tubuhnya pun sangat indah. Bagaimana jika aku meminta hak sebagai seorang suami? Shit!' batin Edwin, ia menggelengkan kepalanya saat pikiran kotor mulai membayangi otaknya. "Kau hanya ingin memanggilku tanpa sebab, Kak?" kesal Kiara, Edwin tersadar. "Tidak, bisakah kau membantuku untuk mengganti perban di tanganku?" tanya Edwin, Kiara te
Kiara terkejut, wanita itu menatap Edwin dengan tidak percaya. Tiba-tiba saja rasa takut menyeruak ke dalam benaknya, Kiara yang sadar langsung memberontak. Namun Edwin mencekal pergelangan tangannya dengan erat. "Lepaskan aku, Kak. Jangan gila," teriak Kiara, wanita itu terus berusaha melepaskan diri dari Edwin. Edwin menyeringai, "untuk apa aku melepaskanmu? Kau sendiri yang mengatakan jika ingin bercerai bukan? Kalau begitu layani aku dulu!" tegas Edwin, Kiara menggeleng. "Jangan gila, Kak Edwin. Lepaskan aku, aku mohon. Jangan seperti ini." Kiara melepaskan tangannya, namun tetap saja tidak bisa. "Aku gila? Kenapa gila? Kau istriku, Kiara, dan aku berhak meminta hakku!" "Tapi aku tidak mau, Kak! Kita tidak pernah sedekat ini untuk hal seperti ini, tolong lepaskan aku!" teriak Kiara, kedua mata wanita itu berkaca-kaca. 'Daddy, tolong. Tolong Kiara, Kiara tidak ingin seperti ini,' batin Kiara, ia rasanya ingin sekali menangis. Sementara itu Victor, pria tersebut
Kiara Giovanna, seorang gadis cantik berusia 23 tahun yang terpaksa menikah dengan Edwin Anderson. 26 tahun. Sosok pria yang sudah menyebabkan Daddy-nya meninggal dunía karena kecelakaan, kecelakaan yang bermula dari kelalaian Edwin sendiri. Kiara pun sudah menolak pernikahan ini, namun karena paksaan Edwin, dan permintaan Daddy-nya sebelum meninggal. Kiara akhirnya menerima pernikahaan ini. Pernikahan yang membuat Kiara merasa kecewa, dan sia-sia. Bagaimana tidak kecewa, dan sia-sia. Jika selama pernikahannya dengan Edwin-Kiara tidak pernah di anggap, Kiara merasa di campakkan, dan Kiara merasa percuma selama dua bulan ini menjalani pernikahan. Sebab Edwin sendiri masih menjalin hubungan dengan kekasihnya, dan hanya dia yang mengetahui hal ini. Karena Edwin tidak berani mengatakan yang sesungguhnya kepada Victor. Victor Anderson, sosok pria gagah, dan tampan yang kini berusia 37 tahun. Victor Anderson, Daddy Edwin. Seorang duda dan pengusaha nomor satu di New York, wajahnya yang tam
Kiara menggeliat tertahan, suara ringisan terdengar dari bibirnya. Kedua kelopak matanya bergerak, sebelum akhirnya secara perlahan mulai terbuka. Gadis yang kini sudah menjadi seorang wanita itu mengerjapkan kedua matanya berkali-kali, ia mencari kesadarannya. Wanita itu memejamkan kedua matanya sejenak, sebelum kembali terbuka dan menunduk. Kedua mata Kiara menatap sendu ke arah tangan kekar Victor yang melingkar di perut rampingnya, seketika air matanya kembali luruh saat mengingat kejadian semalam. Kejadian yang membuat hidup Kiara semakin hancur. Kiara menyingkirkan tangan Victor, wanita itu mencoba beranjak bangun dengan susah payah, ia duduk dan menoleh ke arah Victor. Hatinya kembali merasakan sesak saat bagaimana Victor berkali-kali melakukan hal gila kepadanya, Kiara mengusap air matanya, ia menuruni ranjang dan meraih kemeja Victor. Memakainya, lalu bergegas melangkah keluar dari kamar Victor dengan langkah yang susah. "Shhss, sakit sekali," gumam Kiara saat merasakan pe
Napoli, Italia."Bagaimana kabar istrimu, Sayang? Apakah dia menghubungimu?" tanya Cecilia, wanita itu mengalungkan kedua tangannya di leher Edwin."Tidak, dan lagi untuk apa kau selalu membahasnya. Cecil? Kau mengatakan jika tidak terima dengannya, tapi kau selalu menyebutnya sebagai istriku. Apakah ini menandakan jika kau sebenarnya sudah merelakanku menjadi milik orang lain?" kesal Edwin, sebab Cecil selalu saja membahas tentang Kiara. Yang mana membuat Edwin muak."Bagaimana bisa aku menerimanya, aku membahasnya karena ingin mengingatkanmu jika kau harus segera menceraikannya!" ketus Cecil, Edwin menghembuskan nafasnya perlahan. Pria itu menarik Cecil untuk duduk di bibir ranjang."Aku akan menceraikannya, tenang saja. Kau tidak perlu khawatir, bukankah aku tidak pernah berbohong? Jika kau terus membahasnya—aku jadi muak,""Ya, maafkan aku yang selalu membuatmu muak karena Kiara. Tapi jujur aku sangat tidak suka dengannya, Sayang. Aku ingin kau segera membuangnya, dan kita menikah
"Semakin kau menolak, semakin membuatku tertarik denganmu. Kia,"Deg!Kiara terkejut, wanita itu menggelengkan kepalanya saat mendengar ucapan Victor. Kiara semakin melangkah mundur saat Victor melangkah ke arahnya, hingga tubuhnya kini menabrak kursi. Kini tubuh Kiara terhimpit dengan kursi, dan tubuh Victor."Menjauhlah, Dad. Jangan seperti ini," ucap Kiara dengan rasa takut yang menyeruak.Victor menyeringai, tangannya terangkat membelai wajah cantik Kiara. Jemari besarnya pun sudah bergerak mengelus pipi, mata, hidung, dan berakhir di bibir sexy Kiara. Membuat wanita itu merasa ketakutan, tubuhnya bergetar."Seperti apa? Apakah seperti ini?" Victor merengkuh pinggang Kiara, Kiara tersentak. Wanita itu memberontak tapi Victor menahannya."Kenapa kau selalu menghindar semenjak kejadian itu, Kiara?" tanya Victor dengan suara geraman tertahan.Kiara kembali memberontak, wanita itu mencoba mendorong tubuh Victor. Namun tidak bisa, Victor menahannya dengan kuat. Bahkan saat ini pria itu
Bukankah Victor sangat gila, bisa-bisanya dia mengintai Kiara melalui cctv tersembunyi. Yang mana bisa melihat apapun kegiatan Kiara, Victor tersenyum smirk. Pria itu terus menatap Kiara yang kini masuk ke dalam kamar mandi.Victor mengerang, dan menggeram. Pria itu mengeluarkan miliknya, dan melakukan solo karir bermodalkan bantuan Kiara. Gila, Victor memang sudah gila.Setelah menuntaskan segalanya, dan melihat Kiara yang mulai bersiap tidur. Victor menutup laptopnya, pria itu menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi. Kedua matanya memejam."Kau harus menjadi milikku, Kia. Kau tidak bisa berharap kepada putraku, untuk apa kau mengharapkan Edwin yang malah memilih wanita lain?" gumam Victor, pria itu membuka matanya, dan mendesah pelan."Kenapa susah sekali menjeratmu? Sedangkan di luar sana para wanita biasanya langsung melemparkan dirinya kepadaku, tapi kau?" Victor mengacak-acak rambutnya dengan kasar.Tak lama kemudian, Victor berdiri. Pria itu melangkah keluar dari ruang kerjan
"Maaf, Daddy. Kiara tidak bisa, Kiara sudah memiliki suami, dan suami Kiara putra Daddy sendiri. Jadi Kiara mohon, jangan ganggu Kiara. Lupakan semua perasaan atau obsesi Daddy terhadap Kiara, sampai kapanpun Kiara tidak akan mau menjadi kekasih bahkan istri. Daddy," tolak Kiara dengan tegas.Victor tertegun, harga dirinya terasa tercoreng dengan penolakan Kiara. Pria itu melihat Kiara yang menarik kedua tangannya, dan mengalihkan wajahnya ke arah lain. Victor mengeraskan rahangnya."Kenapa kau menolakku, Kia? Kau berharap apa kepada Edwin? Dia memiliki Cecilia, bahkan dia akan menceraikanmu setelah ini. Lalu apa yang kau harapkan dari Edwin, Kia?" cerca Victor, membuat Kiara terkejut. Wanita itu menoleh."D-daddy, tau?" tanya Kiara terbata, Victor terkekeh lirih."Kau kira aku pria bodoh? Aku tau segalanya, Kiara. Bahkan aku tau jika selama ini Edwin tidak menyentuhmu—karena aku orang pertama yang menyentuhmu!" sentak Victor, jantung Kiara berpacu kian cepat. Wanita itu menggigit bib