Share

GAIRAH CINTA DADDY MERTUA
GAIRAH CINTA DADDY MERTUA
Penulis: arafaq_9

KESALAHAN SEMALAM

Kiara Giovanna, seorang gadis cantik berusia 23 tahun yang terpaksa menikah dengan Edwin Anderson. 26 tahun. Sosok pria yang sudah menyebabkan Daddy-nya meninggal dunía karena kecelakaan, kecelakaan yang bermula dari kelalaian Edwin sendiri. Kiara pun sudah menolak pernikahan ini, namun karena paksaan Edwin, dan permintaan Daddy-nya sebelum meninggal. Kiara akhirnya menerima pernikahaan ini.

Pernikahan yang membuat Kiara merasa kecewa, dan sia-sia. Bagaimana tidak kecewa, dan sia-sia. Jika selama pernikahannya dengan Edwin-Kiara tidak pernah di anggap, Kiara merasa di campakkan, dan Kiara merasa percuma selama dua bulan ini menjalani pernikahan. Sebab Edwin sendiri masih menjalin hubungan dengan kekasihnya, dan hanya dia yang mengetahui hal ini. Karena Edwin tidak berani mengatakan yang sesungguhnya kepada Victor.

Victor Anderson, sosok pria gagah, dan tampan yang kini berusia 37 tahun. Victor Anderson, Daddy Edwin. Seorang duda dan pengusaha nomor satu di New York, wajahnya yang tampan dengan rambut hitam legam yang selalu rapi, mata coklat yang tajam, dan hidung mancung membuat banyak wanita terpikat padanya. Victor memiliki pembawaan yang terkesan dingin dan misterius, di balik penampilannya yang sempurna. Victor adalah seorang pria yang sulit didekati, setiap langkahnya terukur, dan wajahnya jarang menunjukkan ekspresi yang berlebihan. Kiara sendiri selalu takut jika berhadapan dengan Victor.

Mansion Anderson, New York.

"Kak Edwin," panggil Kiara saat melihat Edwin yang baru saja masuk ke dalam kamarnya, selama dua bulan menikah dengan Edwin. Kiara tidak pernah tidur bersama suaminya itu.

"Aku akan pergi selama dua hari bersama Cecil, aku harap kau bisa bekerja sama ketika Daddy menanyakanku," ucapnya dengan suara dinginnya. Kiara menghela nafasnya perlahan, wanita itu menatap Edwin dengan sendu.

"Sampai kapan kita akan seperti ini, Kak? Tidak adakah harapan untuk kita memperbaiki hubungan ini selayaknya suami-istri?" tanya Kiara dengan berani, Edwin menatapnya tajam. Dalam sekali gerakan Edwin mencengkram dagu Kiara.

"Kau tidak lupa statusmu bukan? Kau hanya istri di atas kertas, Kiara. Sampai kapanpun aku tidak akan pernah menganggapmu sebagai istriku, karena kau tidak pantas! Hanya Cecilia yang pantas di sebut sebagai istriku, dan aku ingatkan kembali kepadamu ... pernikahan ini hanya akan bertahan selama satu tahun! Jadi jangan mengharapkan lebih dalam hubungan ini." Edwin menyentakkan dagu Kiara, membuat wajah gadis itu tertoleh ke kanan dengan kasar.

"Lagi pula siapa yang mau denganmu? Aku menikahimu hanya karena merasa bersalah dengan Daddymu, jika saja Daddymu tidak meminta hal konyol seperti ini-aku sudah menikah dengan Cecilia saat ini sialan! Seharusnya kau bersyukur ketika aku berbaik hati memungutmu selama satu tahun, kau bisa menikmati hidup kaya sebelum aku buang," hina Edwin, Kiara yang mendengar sontak merasakan sakit hati. Dadanya terasa begitu sesak.

"Jangan pernah mengatakan hal itu lagi, menjijikkan!" sentak Edwin, sebelum akhirnya pria itu melangkah keluar dari kamar Kiara. Meninggalkan Kiara yang meluruhkan tubuhnya ke lantai, gadis itu menangis.

Setelahnya, Kiara langsung menuju kamar mandi. Ketika berada di kamar mandi, Kiara menghidupkan shower dan meluruhkan tubuhnya di lantai kembali. Kiara menangis histeris, menekan dadanya yang teramat sesak. Kiara memukul dadanya, menghilangkan rasa sesak yang terus bergelung di benaknya.

"Apakah aku serendah itu, Dad? Kenapa dia menghinaku seperti itu? Aku bahkan sejak awal sudah menolak pernikahan ini, tapi kenapa dia yang mengatakan jika aku menjijikkan? Kenapa dia mengatakan jika aku menghancurkan hubungan mereka? Kenapa, Dad?" teriak Kiara, gadis itu meraung. Memukuli dadanya yang sangat sesak.

"Apakah semua orang kaya seperti itu? Kenapa kau tidak mengajakku kesana, Dad? Aku ingin ikut bersamamu! Untuk apa aku hidup jika aku hanya sendiri di sini?" jerit Kiara.

Gadis itu benar-benar terlihat memilukan, ia menggosok tubuhnya dengan kasar. Mencakarnya, dan melukainya. Sembari air matanya yang terus mengalir.

"Jijik, kau menjijikkan Kiara. Kau menjijikkan, tidak akan ada yang sudi bersamamu. Tidak adal jerit Kiara dengan ribuan rasa sakit, dan sesak yang menghantam dadanya.

Ada satu jam lamanya Kiara menghabiskan waktu di kamar mandi, ia menyiksa dirinya sendiri. Meluapkan amarahnya, dan melampiaskan kesedihannya. Kiara benar-benar terlihat rapuh. Kini Kiara sudah berada di atas ranjang, meringkuk dengan tubuh menggigil. Air matanya sejak tadi terus mengalir, seakan-akan tidak ingin berhenti meratapi nasibnya.

Sedangkan di lantai satu, Victor duduk di meja makan dengan tatapan yang memindai sekitar. Pria itu cukup heran dengan kondisi malam ini, sebab menantu dan putranya tidak ada. Victor mendongak, menatap kepala maid di depannya.

"Kemana Edwin, dan Kiara. Paula?" tanya Victor kepada kepala maid.

"Tuan Edwin sudah keluar, Tuan. Kalau Nona Kiara sedang sakit, tadi saya sempat ke kamarnya berniat memanggil makan malam," jelas Paula.

"Kiara sakit?" beo Victor, Paula mengangguk.

"Iya, Tuan. Nona Kiara sakit, sepertinya demam," jawabnya, Victor terdiam sejenak.

"Kalau begitu buatkan dia sup, dan antarkan obat untuknya. Jika masih sakit, antarkan dia ke dokter, titah Victor.

"Baik, Tuan. Tadi saya sudah meminta Martina mengantarkan sup dan obat,"

"Baguslah," sahut Victor, pria itu mulai menyantap hidangan makan malamnya. Ada perasaam gelisah yang tiba-tiba menyerang benaknya.

"Bukankah dia tadi baik-baik saja? Apakah dia dan Edwin sedang bertengkar? batin Victor. Satu minggu kemudian,

Semenjak kejadian satu minggu lalu, Kiara lebih banyak diam. Gadis itu tidak terlalu berinteraksi dengan Edwin kembali seperti sebelumnya. Jika sebelumnya Kiara berusaha selayaknya seorang istri. Saat ini Kiara berusaha selayaknya orang asing. Meskipun begitu, Kiara tetap melayani Edwin di depan Victor. Berusaha terlihat baik- baik saja di depan mertuanya.

"Dad," panggil Edwin, Victor menoleh. Pria itu menatap Edwin yang membawa koper.

"Kau mau kemana, Edwin?" tanya Victor.

"Aku mau ke Italia selama dua minggu, Dad,"

Victor tersenyum, "kau mau honeymoon bersama Kiara? Apakah kau membutuhkan villa pribadi Daddy?" tanya Victor, Edwin menggeleng.

"Kenapa?" tanya Victor dengan heran, ia mengernyitkan dahinya. Edwin mendesah pelan, pria itu menatap Victor dengan serius.

"Aku tidak honeymoon bersama Kiara, Dad. Aku ke Italia pergi sendiri bersama sekertarisku Amanda, karena ada beberapa pekerjaan yang harus aku selesaikan di sana," ujar Edwin.

"Daddy kira kau akan honeymoon, tapi jika kau ingin sekalian ingin honeymoon tidak apa-apa," goda Victor, Edwin mendengkus.

Malam harinya,

"Tidak, Dad. Sudahlah, Edwin berangkat sekarang." Edwin segera pergi setelah berpamitan kepada Victor. Victor menggelengkan kepalanya melihat putranya Edwin.

Kiara sedang sibuk membuat kue, tadi siang ia sudah meminta izin Victor untuk membuat kekacauan sebentar pada dapur, dan beruntung Victor mengizinkannya. Serta membebaskannya. Menjadikan Kiara senang, la bisa mengisi kekosongannya. Berkreasi dengan kesukaannya.

"Paula, cobalah kue ini. Apakah rasanya sudah pas?" Kiara memberikan kue di tangannya kepada Paula. Wanita paruh baya itu mengambilnya, dan mencicipinya.

"Wah, rasanya sangat enak. Nona, kau benar- benar pintar memasak," puji Paula, Kiara terkekeh.

"Jangan memujiku terlalu berlebihan seperti itu, nanti kepalaku jadi sangat besar, canda Kiara, Paula tertawa di buatnya.

"Apakah sudah selesai semuanya, Nona? Lalu untuk apa kue sebanyak ini nantinya? Apakah Nona akan menjualnya?" tanya Paula, Kiara menggeleng.

"Tidak, aku ingin membaginya ke panti asuhan yang biasanya aku datangi. Aku sudah berjanji kepada adik-adik di sana untuk membuatkan kue- kue ini," ucapnya dengan senyum mengembang di bibirnya. Paula turut tersenyum, la merasa terharu dengan pribadi Kiara.

"Anda sangat baik, Nona," puji Paula kembali.

Setelahnya, Paula dan Kiara menata kue-kue tersebut ke dalam wadah dan memasukkannya ke dalam paper bag. Kemudian, Paula pergi ke pavilliun para maid, sementara Kiara masih meneguk air dingin. Tak lama kemudian, Kiara melangkah keluar dari dapur. Gadis itu mengeratkan tali pada jubah tidurnya, ia melangkah menuju kamarnya. Ketika tiba di depan lift, Kiara melihat sosok Victor.

"Dad ... hhmmpptthhh," Kiara tidak dapat melanjutkan ucapannya, ia juga melotot saat Victor dengan tidak sopannya mencium bibirnya.

Kiara memberontak, namun Victor semakin menahan tubuhnya. Bahkan kini pria itu menggendong Kiara seperti karung beras. Membawanya pergi ntah kemana.

"Daddy! Apa yang kau lakukan? Turunkan aku!" Kiara memukul punggung Victor, gadis itu merasa ketakutan dengan Victor yang seperti ini.

"Daddy, turunkan Kiara. Kiara mohon," pinta Kiara, gadis itu sudah menangis.

Rasa khawatir menyeruak ke dalam benaknya saat Victor membawanya ke dalam kamar pribadi pria itu, Victor menguncinya. Kemudian membawa Kiara ke ranjang, ia menghempaskan Kiara di atas ranjang. Tidak sakit, tapi cukup membuat Kiara meringis.

"Dad, apa yang kau lakukan? Sadarlah aku istri Edwin! Kau sedang mabuk!" pekik Kiara, bau alkohol tercium menyengat di hidungnya. Kiara terus meraung, namun Victor seakan-akan menulikan telinganya. Pria itu melumat bibir Kiara, mengunci tubuh berontak Kiara.

"Kau sangat cantik, Kia. Rasanya aku tidak tahan sekali, oh fuck!" Victor menggeram, pria yang tengah mabuk itu mulaii melewati batasannya, ia menyentuh Kiara dan membuat Kiara terus menangis memberontak.

"Dad, sadarlah. Aku istri putramu," ucapnya dengan suara bergetar, ia menggigit bibir bawahnya saat Victor memainkan miliknya.

Kiara terus berusaha melepaskan diri dari kungkungan Victor, namun percuma. Apa yang tidak seharusnya terjadi—pada akhirnya terjadi. Victor merenggut kesuciannya, kesucian yang selama ini ia jaga. Pria itu dengan tidak berdosanya menggeram, dan mengerang dalam setiap hujaman, serta hentakkan yang ia lakukan.

Kiara sendiri terus meneteskan air matanya, ia merasakan jijik dan hina. Bagaimana bisa Victor menodainya. Malam ini, adalah malam kelam yang membuat Kiara merasakan kehancuran.

"Oh shit! Kau membuatku gila, Kia." Victor menghentakkan miliknya, ia menyemburkan cairan cintanya untuk kesekian kalinya di dalam rahim Kiara.

***

Komen (5)
goodnovel comment avatar
arafaq_9
maaf banget kalo bab 1 nya eror, msh ara ajuin revisi yaa ...
goodnovel comment avatar
Chy Doang
Alamak nongol disini ara sehat selalu.........
goodnovel comment avatar
Wortel Cake
Daddy ahhh Daddy ......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status