Share

Delapan belas

"Selamat malam, Bu," ucap Rudi penuh percaya diri sambil menggandeng Santi. Lelaki tiga puluh delapan tahun meraih tangan ibunya lalu menciumnya dengan takzim. Rahayu masih bungkam, dia juga menyambut uluran tangan Santi, tetapi Rahayu segera menarik tangannya ketika hendak dicium oleh Santi.

"Tadi pagi aku ke rumah sakit, kenapa ibu harus meminta pulang paksa, seharusnya ibu di rumah sakit dulu sampai benar-benar sembuh." Panjang lebar Rudi mengutarakan isi hatinya.

"Aku sudah sehat, Rud. Jadi buat apa lama-lama di rumah sakit. Di sini kondisiku akan lebih cepat pulih karena ada Alif dan Ambar yang akan merawat dan menjagaku dengan baik," sahut Rahayu dengan tatapan lurus pada manik mata putranya.

Di tatap sedemikan rupa oleh sang ibu, Rudi tak lagi bisa berkata, lidahnya seolah keluh. Baginya amarah Rahayu amatlah menakutkan, karena dia sangat menghormati wanita yang telah melahirkannya itu. Rudi menoleh pada Santi ketika perempuan itu menyenggolnya. Seolah paham, Rudi langsung memp
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Andi
Salut ama mertua yg begini.. tidak memilih atau mendukung yg salah…
goodnovel comment avatar
Sasya Sa'adah
betul kata Bu Rahayu
goodnovel comment avatar
Isabella
rahayuu good job
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status