Share

BAB 93

Tidak hanya semua orang yang di stadion tercengang, Datuk Taring Putih bahkan juga mengerutkan keningnya ketika mendengar Datuk Belang Abu menyela pembicaraannya.

Semua tetua tentunya sudah paham apa yang harusnya mereka lakukan setelah rapat tertutup di aula suci sebelumnya. Melihat Datuk Belang Abu menyelanya saat ini, Datuk Taring Putih menatapnya dengan dingin.

"Datuk Belang Abu, apa yang sebenarnya hendak kamu katakan?" Tanya Datuk Taring Putih datar.

Jantung Datuk Belang Abu berdebar kencang ketika mendapat tatapan dingin dari tetua paling senior bangsa harimau tersebut. Namun, demi tujuannya, ia harus menebalkan mukanya saat ini.

"Maaf kelancangan saya, kakanda Datuk Taring Putih. Namun, saya bicara seperti ini murni demi kebaikan bangsa harimau."

"Seperti yang kita tahu, pemuda ini memang titisan raja kita. Tapi, spirit raja sudah tidak ada di dalam dirinya. Meski masih tersisa warisan raja di dalam dirinya, namun itu bukan berarti ia pantas mengklaim warisan raja."

"Semua ya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status