Share

32. Gaji Tak Terduga

Di salah satu meja kafe , terlihat tiga orang manusia tengah menatap masing-masing ponsel mereka dengan serius. Tatapan mata yang tajam serta dahi yang berkerut dalam membuat mereka tampak fokus dan berkonsentrasi penuh. Bahkan es kopi yang mereka pesan belum tersentuh sama sekali. Saat ini mereka tengah menunggu momen membahagiakan yang dirasakan setiap budak korporat di akhir bulan, yaitu gajian.

"Biasanya gue nggak sesemangat ini, tapi semenjak duit jajan dipotong gue jadi panik sendiri," gumam Febi.

"Gue selalu semangat, sih. Mau beliin Mama emas soalnya," balas Ridho.

Hal itu membuatnya mendapat tepuk tangan kagum dari Cia dan Febi. Mereka tahu bagaimana sayangnya Ridho pada ibunya. Bagi Ridho, apa yang ia dapatkan saat ini juga karena Ridho ibunya.

"Kalau gue sih pasrah aja, pasti kepotong kasbon." Cia menghela napas lelah. Namun dia tetap menunggu gajinya masuk.

"Udah belum?" tanya Febi gemas.

Ridho melirik jam tangannya sambil menghitung. "Tiga... dua... satu...
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status