Share

80. Menyembuhkan Luka

Rasa canggung begitu terasa. Mencoba mengusik ketenangan jiwa. Awalnya kedua insan itu berusaha untuk bersikap biasa. Namun memang perasaan tak bisa untuk diajak kerja sama.

Rumah Cia menjadi tujuan mereka. Bersembunyi dari banyaknya tatapan warga desa. Seperti tetangga pada umumnya, mereka penasaran akan sosok Agam Mahawira. Sebenarnya penampilannya biasa saja, hanya saja wajahnya yang tampan tentu menarik curiga.

Di sini lah mereka, duduk berdua di meja makan yang terbuat dari kayu istimewa. Meskipun terlihat sederhana, tetapi percayalah kayu itu sangat mahal harganya. Sudah bertahun-tahun awetnya. Saksi peninggalan Kakek Cia juga.

"Kenapa Pak Agam ke sini?" tanya Cia meletakkan teh hangat buatannya.

Tidak ada teh jahe. Entah kenapa Cia tidak mau mengingat masa lalu mereka.

Agam masih menutup mulutnya. Jujur, dia sedikit terganggu dengan suara pisau dan papan potong yang beradu. Dari tempat duduknya, Agam bisa melihat Nenek Cia yang tengah menyiapkan kudapan untuknya. Me
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status