Lima belas tahun yang lalu, Kahyangan menyelamatkan Langit dari penculikan. Hal itu membuat Langit tidak dapat melupakan sosok Kahyangan yang sangat pemberani itu hingga dia tumbuh dewasa. Langit tak berdiam diri. Langit mencari Kahyangan dari tahun ke tahun. Sayangnya, Langit tidak juga menemukan Kahyangan. Saat Langit kini sudah berusia 30 tahun dan menggantikan papanya memimpin rumah sakit, dia justru menemukan Kahyangan sebagai petugas kebersihan di sana. Langit sangat bahagia karena gadis yang selama ini dicarinya akhirnya dapat ditemukan. Langit ingin menikahi Kahyangan. Tapi niatnya itu terhalang banyak hal. Di antaranya adalah kemarahan tunangannya dan restu kedua orangtuanya. Akankah pada akhirnya Langit dan Kahyangan bisa bersatu?
Lihat lebih banyak"Apa?! Kita akan dipindahkan kerja dan tempat tinggal oleh Pak Dewa?! Kenapa?!" Purnama benar-benar terkejut dengan apa yang disampaikan oleh Kahyangan."Karena agar kakak tidak dekat lagi dengan Pak Langit. Pak Langit dan Dokter Mentari sudah akan menikah," jawab Kahyangan dengan wajah menunduk. "Pak Dewa khawatir pernikahan mereka batal jika ada kakak dalam hidup Pak Langit."Purnama menyeringai. "Alasan macam apa itu? Kakak kan tidak pernah mencoba untuk mendekati Pak Langit apalagi mencoba untuk menghancurkan hubungan Pak Langit dan Dokter Mentari. Semua orang di rumah sakit sudah melihat rekaman cctv dan tahu kalau kakak tidak bersalah. Lagian, kenapa juga Pak Dewa memaksa anaknya untuk menikah dengan wanita yang tidak dicintai?""Kalau Pak Langit tidak mencintai Dokter Mentari, mengapa bisa terjadi pertunangan?" sahut Kahyangan."Karena perjodohan, kak."Kening Kahyangan mengerut. "Darimana kamu mengetahui itu?""Hampir semua orang rumah sakit mengatakan itu?""Darimana orang ru
"Akhirnya selesai juga," ucap Kahyangan sembari meletakan peralatan kerjanya ke ruang peralatan. Kemudian dia berganti pakaian di toilet sebelum akhirnya melangkah keluar rumah sakit. Langkahnya terhenti tak jauh dari gerbang rumah sakit karena panggilan seorang sekuriti padanya. "Ada apa, pak?" tanya Kahyangan pada sekuriti tersebut setelah pria berseragam itu sampai di dekatnya."Maaf harus menunda waktu pulang kamu," jawab sang sekuriti. "E... Pak Dewa ingin bertemu dengan kamu."Bagai tersambar petir Kahyangan mendengar itu. Sang pemilik rumah sakit ingin bertemu dengannya? Apakah ini ada hubungannya dengan Langit dan Mentari? Perasaan Kahyangan mendadak jadi tidak enak."U-untuk urusan apa, pak?" tanya Kahyangan dengan jantung yang berdebar-debar. Seumur-umur bekerja di rumah sakit ini, baru kali ini sang pemilik rumah sakit ingin bertemu dengannya. Lagian kalau bukan karena hal yang sangat penting, tentu tidak mungkin Dewa ingin bertemu dengannya yang hanya seorang staf rendahan
"Dokter...," ucap Kahyangan tertahan dan merinding. Bukan apa, dia melihat api kemarahan yang menyala-nyala di kedua mata wanita yang berdiri di depannya ini."Kenapa kamu sudah berangkat kerja?!" tanya Mentari dengan nada ketus dan tegas."Karena aku ....""Tidak tahan untuk bertemu dengan calon suami orang?!" sela Mentari dengan tingkat ketus yang lebih tinggi. Kening Kahyangan menyipit. "Maksudnya?""Jangan pura-pura tidak mengerti!" Kahyangan tersentak kaget karena kini Mentari membentaknya. "Aku tau kamu adalah iblis! Setan betina! Kamu berusaha untuk menghancurkan pertunangan orang yang sudah terjalin selama tiga tahun tanpa rasa bersalah! Luar biasa sekali kamu! Jahat sekali kamu! Apa kamu tidak mengaca siapa diri kamu?! Kamu itu miskin! Bodoh! Tidak berpendidikan! Tidak pantas kamu bersanding dengan calon suami aku! Gara-gara kamu hubungan aku dengan Langit menjadi rusak! Puas kamu sudah menghancurkan hubungan kami?!"Kahyangan menelan saliva mendengar semua yang dikatakan
"Tadi Pak Guruh mengajak papa makan siang bersama. Kamu mau tahu apa yang kami bahas?" tanya Dewa pada Langit. Saat ini mereka sedang makan malam bersama.Langit melirik Dewa tanpa menghentikan gerakan tangannya di atas piring. "Memangnya apa yang kalian bahas?""Kamu dan Mentari. Pak Guruh mengusulkan pernikahan kalian dipercepat karena beliau menganggap sudah waktunya kalian menikah. Kalian sudah terlalu lama berstatus tunangan.""Tapi aku tidak bisa, pa," sahut Langit tanpa rasa ragu.Dewa terhenyak. Dia langsung menyipitkan pandang pada Langit. "Kenapa tidak bisa?""Karena aku belum bisa menyukai Mentari dari tiga tahun lalu hingga sekarang, pa. Aku tidak mau menikah tanpa cinta.""Cinta?" Dewa menghela nafas berat. Dia sudah tahu kenapa Langit belum mau menikah dengan Mentari, itu karena putranya ini sudah menemukan cinta pertamanya yang selama ini dicari-cari. "Pernikahan tidak sepenuhnya butuh cinta. Yang penting....""Bisnis kian kuat dan berkembang?" sela Langit. "Cukup mama
Drrrrt! Drrrrt!Dewa terhenyak dari lamunannya. Dia segera melirik ponsel yang masih dalam genggaman. Begitu membaca nama yang tertera di layarnya, dia pun segera menerima panggilan tersebut."Halo, Pak Guruh?" sapanya pada penelpon."Apa bapak hari ini sibuk?" tanya orang yang ada di seberang."Tidak juga, pak.""Bagaimana kalau kita makan siang bersama?""Tidak masalah.""Baik. Kalau begitu, aku tunggu bapak di tempat biasa.""Baiklah."Satu jam kemudian, Dewa sudah berhadapan dengan Guruh, rekan bisnisnya, dengan dijeda oleh sebuah meja yang penuh makanan satu sama lain. Mereka berdua memang sudah dekat sejak duduk di bangku kuliah. Ya bisa dikatakan kalau mereka bersahabat."Aku mengajakmu makan siang bersama karena selain kita sudah lama tidak semeja begini, ada sesuatu yang ingin aku sampaikan padamu. Ini soal anak-anak."Dewa yang baru menyuapkan makanan ke dalam mulutnya sendiri, melirik Guruh. "Anak-anak? Kenapa dengan anak-anak?""Anak-anak sudah lama sekali bertunangan. Men
“Tadi siang Mentari menelpon papa. Dia panik karena kamu pergi mengunjungi gadis petugas kebersihan itu. Meskipun kamera cctv menunjukkan kalau gadis petugas kebersihan itu memang refleks menolong kamu, tapi dia tetap yakin kalau gadis petugas kebersihan itu mencari simpati kamu. Perasaannya mengatakan keberadaan gadis petugas kebersihan itu akan mengancam hubungan kalian. Karena itu, dia meminta diberi wewenang untuk memecat gadis petugas kebersihan itu.”Mendengar ucapan Dewa, Langit langsung menaruh sendoknya dan rahangnya mengencang. “Bagaimana dia punya niat memecat Kahyangan sementara Kahyangan mengalami memar-memar akibat ulahnya. Harusnya dia meminta maaf kepada Kahyangan dan bukan malah ingin memecatnya. Sungguh aku tidak mengerti dengan Mentari, pa.”“Mengapa kamu harus seemosi ini, Langit. Kamu boleh berpikir kalau gadis petugas kebersihan tidak bersalah berdasarkan cctv yang sudah kamu lihat. Tapi kan kamu belum mengenal gadis petugas kebersihan secara menyeluruh. Kamu bar
"Aku minta maaf karena telah menjadi beban pikiran bapak. Aku sungguh_""Tak ada yang harus kamu mintai maaf karena bukan kamu yang salah," sela Langit. "Jusru kamilah yang harus meminta maaf. Sebab itu, aku datang ke sini. Sebagai perwakilan rumah sakit, aku meminta maaf karena telah membuatmu harus mengalami kejadian buruk itu. Kami menganggapnya sebagai kecelakaan kerja. Karena itu_" Langit mengeluarkan sebuah amplop dari dalam tas kecil dalam pangkuannya. Amplop itu lalu dia letakkan di hadapan Kahyangan. "_ terimalah ini sebagai ganti rugi atau jalan damai. Berharap kamu tidak melaporkan apa yang sudah terjadi padamu kepada kepolisian."Kahyangan melirik amplop itu sekilas sebelum mengalihkan pandang pada wajah Langit yang sangat tampan. Di masa lalu, wajah itu pernah terlihat sangat ketakutan dan basah dengan airmata karena nyaris jadi korban penculikan beberapa pria dewasa tak dikenal. Kalau tidak ada dirinya, entah bagaimana nasib Langit. Dia juga tidak yakin Langit masih ada
"Ge-gelang anda bagus," ucap Purnama kemudian. Dia sangat penasaran dengan jawaban Langit. Langit melirik gelangnya sekilas sebelum tersenyum dan memokuskan pandangan ke jalanan. "Gelang ini pemberian seseorang di masa lalu. Tepatnya lima belas tahun lalu." Purnama menelan saliva mendengar jawaban Langit. Jawaban yang seolah memberitahu bahwa pria itu memang remaja laki-laki yang pernah ditolong Kahyangan.'Oh, Tuhan.... Apakah Pak Langit memang remaja laki-laki itu? Kalau memang demikian berarti Kak Kahyangan telah bertemu dengan orang yang sedang dicarinya. Artinya, ini adalah saatnya Kak Kahyangan mengembalikan jaket coklat itu?' batin Purnama. 'Tapi tunggu! Kak Kahyangan masih menyimpan jaket coklat itu dan Pak Langit masih memakai gelang itu. Apakah salah jika aku menduga kalau mereka berdua sebenarnya saling berharap untuk bertemu kembali? Atau bisa jadi saling merindukan?'"Kok termenung?" tanya Langit karena Purnama mendadak terdiam. "Kamu tau dengan gelang yang kupakai ini
"Bapak memanggil saya?" tanya Purnama langsung.Pandangan Langit menyipit. Dia mencoba mengingat--ingat siapa saja hari ini yang dia minta untuk menghadap. Selain Mentari adalah adiknya Kahyangan. "Adiknya... Kahyangan ya?" tanyanya kemudian.Purnama mengangguk. "Iya, pak."Wajah Langit langsung sumringah meskipun itu hanya adiknya Kahyangan dan bukan Kahyangan itu sendiri. Dia kemudian berdiri dari duduknya sembari menunjuk sofa. "Kalau begitu silahkan duduk."Purnama kembali mengangguk. "Terima kasih, pak." Dengan langkah perlahan, Purnama meninggalkan pintu dan melangkah ke arah sofa. Saat dia melewati Mentari, dia sedikit membungkukkan badan tanda hormat pada wanita itu sembari sedikit memberikan senyuman. Tapi Mentari tidak membalas senyumnya itu. Wanita itu justru melihatnya seperti seorang musuh. Karena sudah mengenal watak Mentari, itu tidak membuatnya aneh. Kalau Mentari bukan atasannya dan calon istri pimpinan rumah sakit, tentu sudah dia pelototi.Inilah beda dirinya denga
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.