Tidak ada yang tahu jika Joanna, seorang pramugari yang menjadi ikon maskapai punya pekerjaan sampingan menjadi kekasih bayaran. Malam itu, Joanna, tidak pernah menyangka, jika dia akan salah masuk ke dalam kamar yang berujung tidur dengan presdir maskapai tempatnya bekerja! Meskipun berat, Joanna berusaha untuk melupakan malam panas itu, namun, sebaliknya, Ethan, pilot dan juga presdir maskapai malah tergila-gila kepadanya!
Lihat lebih banyakJoanna membulatkan matanya saat dia melihat Ethan berdiri di depan pintu apartemennya, wanita itu langsung berbalik. Namun, sayang sekali Ethan mengetahuinya. "Joanna."Ethan berlari mengejar Joanna, tidak akan membiarkan wanita itu kabur lagi. Dia berhasil meraih tangan Joanna sebelum wanita itu masuk ke dalam lift. "Lepaskan tanganku! Jangan menggangguku, Pak Ethan!""Kita harus bicara, Joanna. Aku tidak akan membiarkanmu kabur lagi," ujar Ethan. Lelaki itu menarik paksa Joanna menuju ke apartemen wanita itu. Dia bahkan tetap memegang tangan Joanna ketika mereka sampai di depan pintu. "Buka pintunya!""Apa yang kamu inginkan? Aku tidak ingin bicara denganmu, Pak Ethan. Semua tebakanmu itu salah," ujar Joanna. "Kamu hamil, kan? Kalau kamu tidak hamil, mana mungkin kamu kabur?" "Aku kabur karena kamu memaksaku," balas Joanna. "Aku tidak bohong, Pak Ethan. Tidak mungkin aku melakukan penerbangan saat hamil."Ethan tersentak kaget saat mendengar nada dering panggilan masuk. Dia ter
Joanna menatap selembar kertas USG dengan mata berkaca-kaca, wanita itu mulai bimbang setelah mendatangi dokter. Padahal dia sudah bertekat untuk menggugurkan kandugannya itu. Namun, setelah mendengar suara detak jantung janinnya semua keraguan itu membuatnya nyaris gila. “Aku tidak pernah menginginkan dia,” gumam Joanna sambil menyentuh perutnya. Wanita itu menyeka air matanya lantas beranjak dari kursi tunggu dokter kandungan, dia berjalan cepat meninggalkan rumah sakit itu. BRAK!Tubuh Joanna terdorong ke belakang beberapa langkah setelah dia tidak sengaja menabrak seseorang, wanita itu langsung menunduk, membereskan tasnya yang terjatuh di lantai. Dengan cepat dia memasukkan kembali barang bawaannya yang berserakan. “Maaf,” gumam Joanna sambil mengambil selembar USG dari tangan orang yang baru saja dia tabrak. Tanpa menatap orang itu, Joanna bergegas meninggalkan tempat itu. Lelaki yang baru saja ditabrak oleh Joanna terus menatap hingga Joanna hilang dari pandangan matanya.
“Apalagi keluhanmu kali ini, Ethan? Ada masalah serius?” Agnes menatap Ethan dari atas sampai bawah, jika lelaki itu sampai muncul di tempat praktiknya sudah pasti masalah serius. “Berbaringlah! Aku akan memeriksamu.”Ethan menghembuskan napas pelan, dia malah menyandarkan punggungnya di sandaran kursi lantas melonggarkan dasinya yang terasa mencekik. Satu alis Agnes terangkat tinggi karena Ethan tak kunjung menjawab pertanyaannya, raut wajahnya ikut panik, takut tebakannya benar. “Hei, katakan sesuatu, Pak Ethan! Apa yang kamu rasakan?”“Hari ini aku tidak mengalami mual muntah. Ini aneh sekali bukan?” Jawaban yang diberikan oleh Ethan membuat Anges melongo seketika, mendadak dia seperti orang bodoh. “Ap— Apa yang kamu katakan? Pasti telingaku salah dengar.”Harusnya Ethan merasa senang karena dia tidak tersiksa lagi, tapi dia malah merasa aneh dan dia merasakan itu saat dia bersama dengan Joanna. Dia kembali menatap Agnes, mungkin dokter pribadinya punya jawaban atas semua kebingu
Dengan panik Ethan menatap Joanna dari atas sampai bawah, lelaki itu menyentuh pelan bahu wanita itu. “Joanna, kamu terluka?”Wanita itu menepis tangan Ethan. “Aku tidak apa-apa, Pak Ethan. Terima kasih.”Ethan meraih pergelangan tangan Joanna lantas membawa wanita itu ke dalam mobil. “Tolong jangan tanya apapun, Pak Ethan!” pinta Joanna penuh harap, dia tahu pasti banyak yang ingin ditanyakan oleh Ethan. Wanita itu masih belum siap menjawab pertanyaan dari lelaki itu. Ethan menghargai permintaan Joanna, lelaki itu menjalankan mobilnya meninggalkan tempat itu, mencari tempat nyaman untuk mereka mengobrol. Hanya keheningan malam yang menemani mereka sepanjang perjalanan. Ethan menurunkan kecepatan mobilnya lantas menoleh menatap Joanna, ternyata wanita itu jatuh tertidur. “Kenapa dia hutang sebanyak itu?” gumam Ethan. Lelaki itu kesal karena tak bisa leluasa bertanya pada Joanna, rasa penasaran itu bisa membuatnya gila. Dia menepikan mobilnya lantas melepaskan jaket yang dia gunak
Tamparan yang tiba-tiba mendarat dipipi Joanna membuat wanita itu terhuyung ke belakang beberapa langkah. “ARGGHH!” pekik Joanna menggelegar saat ayahnya tiba-tiba saja menjambak rambutnya dengan keras. “Jangan buat ayah malu, Joanna! Katakan kalau kamu baru saja berbohong,” bisik ayahnya penuh ancaman. Masih meringis kesakitan, Joanna menggeleng pelan. Mata Joanna menatap Tegar, lelaki paruh baya yang terus mengancamnya agar dia menikahi lelaki itu jika tidak bisa melunasi hutang. “Ayah yang berhutang! Aku tidak mau menanggung semuanya,” balas Joanna. “Diam kamu, Joanna! Cepat turuti permintaan ayah!” bisik ayahnya panik. PYAR!Suara meja kaca yang pecah membuat ayah Joanna melepaskan putrinya. Segera Joanna mengambil tasnya lantas menjauh dari tempat itu. Namun, sebelum Joanna berhasil kabur, ayahnya terlebih dahulu menahannya, mencengkeram tangannya dengan erat. Tegar berdiri dari tempat duduknya, sudah muak dengan drama yang ada di depan matanya. “Apa-apaan kalian ini? Kau
“Buat kamu saja.” Sekretaris Ethan menatap atasannya kebingungan, beralih menatap kantong kresek yang ada di atas meja untuk memastikan dia tidak salah beli pesanan yang diminta oleh Ethan. “Pak apa saya salah beli? Bukannya tadi bapak minta mangga muda?” "Ya, tapi aku tidak menginginkannya lagi. Buatmu saja," ucap Ethan. Lelaki itu kembali fokus pada layar komputernya. Namun, tak lama kemudian dia menahan sekretarisnya saat akan pergi. "Ada yang bisa saya bantu, Pak Ethan?""Carikan jadwal penerbangan Joanna hari ini!" perintah Ethan. "Baik, Pak. Akan segera saya kirim."Ethan benar-benar tidak tenang dan karena itu dia harus bertanya langsung pada Joanna untuk memastikan. Sambil menunggu lelaki itu menyeruput secangkir kopi yang baru dibuatkan oleh sekretarisnya. Raut wajahnya berubah setelah menyeruputnya. "Kenapa rasanya tidak enak sekali?" gerutunya. "Apa dia lupa takarannya?" Ethan menyambar ponselnya saat ada notifikasi pesan masuk dari sekretarisnya. Dia langsung membuka
Mual yang terasa secara mendadak membuat Ethan spontan membuka matanya dan berlari menuju ke kamar mandi. Rasanya ingin muntah, tapi tidak ada yang keluar dari mulutnya dan itu justru membuat Ethan semakin tersiksa."Sebenarnya ada apa denganku?" gumam Ethan. Sudah hampir seminggu dia mengalami mual selepas bangun tidur, beberapa kali melakukan pemeriksaan dan semua dokter yang dia temui mengatakan jika dia baik-baik saja.Ethan membasuh wajahnya dengan air setelah mual yang dia rasakan mereda. Lelaki itu langsung kembali ke tempat tidurnya. Dia menyambar ponsel lantas menghubungi sekretarisnya. "Halo, Pak Ethan. Ada yang bisa saya bantu?" tanya sekretarisnya dari seberang telepon sana.“Cepat telepon Dokter Agnes! Minta datang sekarang juga!” pinta Ethan. “Baik, Pak.”Ethan membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur, keringat dingin langsung membasahi tubuhnya. Baru saja mencoba memejamkan mata, tiba-tiba saja matanya kembali terbuka saat merasakan perutnya kembali bergejolak. “S
"Maaf, bisa diulangi lagi!"Joanna semakin keringat dingin mendengar pertanyaan itu, dia justru mengatupkan mulutnya rapat-rapat membuat pegawai apotik itu kebingungan. "Mbak bisa diulangi? Maaf, saya tidak dengar," ucap pegawai itu sopan. "Test Pack, Mbak," jawab Joanna cepat. Jantungnya berdebar semakin menggila selepas menjawab pertanyaan itu. Dia benar-benar takut membeli barang yang seharusnya tidak dia beli. "Ini, Mbak."Joanna segera menyodorkan selembar uang lima puluh ribuan dan bergegas meninggalkan tempat itu. "Mbak. Mbak kembaliannya."Suara teriakan dibelakangnya dia abaikan begitu saja. Wanita itu mencengkeram erat kantong plastik yang dia bawa. BRAK! Kepanikan membuat Joanna tidak fokus berjalan hingga membuatnya menabrak seseorang dan membuat kantong kresek yang dia bawa terjatuh. Wanita itu bergegas membungkuk, sebelum mengambil testpack yang keluar dari plastik, sebuah tangan mengambilnya lebih dulu. "Joanna apa yang kamu lakukan di sini?"DEG!Tubuh Joanna m
Ethan terdiam setelah mendengar bisikan dari sekretarisnya, dia bahkan langsung mengambil ponsel sekretarisnya dan melihat foto yang sudah tersebar di grup maskapai. Ruang meeting seketika senyap. “Cari tahu di mana mereka sekarang!” perintah Ethan.Sekretaris itu mengangguk lantas kembali ke tempat duduknya masing-masing. Ethan kembali fokus pada meeting yang tinggal beberapa saat lagi. “Ada yang mau ditanyakan?”“Tidak ada, Pak Ethan,” jawab ketua tim meeting hari ini. Ethan mengangguk. “Revisi laporannya saya tunggu paling lambat besok siang. Sekian untuk meeting hari ini.”Lelaki itu bergegas keluar dari ruang meeting, diikuti oleh sekretarisnya. “Di mana mereka?”“Ada di café dekat terminal keberangkatan, Pak.”Tanpa mengatakan apapun, Ethan pergi menemui mamanya. Dia sama sekali tidak menyangka mamanya datang menemui Joanna, bisa gempar semua orang akibat tindakan mama. ***Joanna merasa tidak nyaman meskipun sudah tidak berada di ruang kru, ternyata di café tempat mereka du
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.