Share

124 - Menjadi Buronan dan Seorang Pelarian

Di motel, Gian tidak bisa tidur. Dia membuka tasnya dan mengeluarkan Elang yang mengomel.

“Aku sudah hendak tidur, tapi bisa-bisanya kau malah membawa pergi paksa begini. Mana bantalku tidak kau bawa pula! Kau ini idiot atau apa, sih?” Elang mencicit sambil memarahi Gian.

“Maaf, maaf, Elang, aku terlalu terburu-buru dan tak sempat membawa bantalmu. Lagipula, tasku tak muat untuk itu.” Gian mencoba menenangkan kemarahan Elang. “Nanti, kalau kita keluar, aku akan membelikanmu bantal baru, yah!”

Elang mendengus keras dan kemudian segera merebahkan dirinya di atas satu-satunya bantal di sana karena Gian memesan kamar dengan single bed saja.

Gian menghela napas dan membiarkan Elang tidur. Justru itu bagus, karena dia tidak perlu mendengar omelan si tikus putih itu lagi.

Kini, dia memeriksa tasnya. Dia keluarkan isinya. Ada emas batangan dan uang dolar milik Gunawan. Selain itu, juga ada rekening bank. Di dalamnya ada cukup banyak uang dari sang ayah dan juga uang hasil penjualan vila milik
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status