Saat Gita bertanya kepada Gerry, ingin sekali Gerry pergi bersama Gita. Ingin sekali dia ikut makan malam bersama dengan Gita, kalau perlu dia sendiri yang akan menyuapi janda berusia tiga puluh lima tahun itu.Setelah setengah hari mengikuti kegiatan Gita, Gerry sangat paham jika Gita adalah seorang wanita pekerja keras. Usahanya banyak dan semuanya harus dia handle sendiri.Ternyata hidup menjadi seorang single parent itu benar-benar sangat berat, setelah melihat perjuangan mak Odah, kini dia melihat perjuangan Gita. Hatinya terenyuh.Ada rasa bangga karena melihat Gita yang selalu berpura-pura tersenyum dengan tegar, walaupun wajah lelahnya tidak dapat dia sembunyikan.Ada juga rasa iba di dalam hati Gita, ingin rasanya dia menarik Gita dengan lembut ke dalam pelukannya. Lalu, dia menyemangati wanita itu."Aku makan malam di rumah aja, Tan. Pasti emak udah masak buat Gerry," tolak halus Gerry.Ada rasa kecewa di dalam hati Gita ketika Arjuna mengatakan hal tersebut, karena jujur sa
Mak Odah merasa begitu heran dengan tingkah Gerry, biasanya Gerry akan masuk dengan mengucapkan salam yang begitu lantang.Namun, kali ini Gerry malah masuk begitu saja ke dalam rumah. Gerry juga nampak gelisah, sesekali dia melihat Gerry menggigit bibir bawahnya."Elu ngapa sih, Gery? ngelihat Emak udah kayak orang ngelihat setan aja?" tanya Mak Odah dengan raut wajah bingungGerry langsung terlonjak kaget dengan pertanyaan dari ibunya, dia yang begitu asik menenangkan hatinya, bahkan tidak menyadari kapan Mak Odah datang dan menghampirinya."Gerry!" tegur Mak Odah lagi.Gerry menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal, dia sedang berpikir keras untuk menjawab pertanyaan dari ibunya agar tidak dicurigai.Dia menghela napas panjang lalu mengeluarkannya dengan perlahan, hal itu dia lakukan secara berulang-ulang.Gery berusaha untuk tersenyum dengan sangat manis kepada ibunya, lalu dia memeluk ibunya dengan begitu erat dan mengecup pipi Mak Odah dengan penuh kasih.Anggaplah saat ini G
Setelah cukup lama menatap semur jengkol kesukaannya, akhirnya Gerry memutuskan hanya makan nasi dengan sayur asem saja.Mulai saat ini dia bertekad akan merubah kebiasaannya, dia tidak boleh lagi makan dengan sembarangan. Dia tidak boleh lagi melaksanakan konser di kamar mandi, dia juga tidak boleh malas dalam menjalani kesehariannya.Gerry sudah bertekad, dia akan profesional dalam mengerjakan pekerjaannya. Ada kalanya di mana dia bermanja-manjaan dengan Gita sebagai kekasihnya.Namun, adakalanya dia harus bekerja dengan baik dan benar tanpa memandang Gita sebagai kekasihnya. Namun, sebagai atasannya."Makan tanpa jengkol terasa hambar rasanya," ucap Gerry dengan sedih.Setelah menyelesaikan makan malamnya, Gerry segera merapikan bekas makannya dan langsung masuk ke dalam kamarnya.Tentunya setelah itu dia langsung mandi, shalat isya dan merebahkan tubuh lelahnya di atas tempat tidur yang berukuran kecil. Hanya muat untuk satu orang saja.Di dalam rumah yang sama, tetapi di dalam ka
Pagi ini Gerry kembali tidak memakan jengkol, karena dia teringat akan apa yang dikatakan oleh Gita. Mulutnya bau setelah makan jengkol yang enak itu.Selepas sarapan Gerry langsung berpamitan kepada ibunya untuk pergi kuliah, hari ini kembali Gerry tidak menggunakan motor Vespanya.Tentu saja hal itu terjadi karena Gita berkata akan menjemput Gerry, bahkan Gita sudah menunggu di dekat gang menuju rumah Gerry.Beruntung nak Odah paham, jika Gerry kini diharuskan untuk membawa mobil bosnya. Maka dari itu, mak Odah tidak keberatan jika Gerry pergi tanpa membawa motor Vespa peninggalan dari suaminya tersebut."Gerry berangkat, ya, Mak?" pamit Gerry.Seperti biasanya, pria berusia dua puluh tahun itu langsung mencium punggung tangan kanan ibunya. Mak Odah tersenyum hangat ke arah putranya itu, putra semata wayangnya yang wajahnya begitu mirip dengan sang ayah."Ya, Gerry. Kuliah yang bener, jangan sampai kamu melalaikan kuliah karena terlalu fokus dalam bekerja," ucap Mak Odah seraya memb
Gita sangat menyukai Gerry, pria muda yang menurutnya sangat baik dan menyenangkan. Dia menuntun Gerry untuk duduk di atas sofa, kemudian dia mengambil amplop coklat berisikan uang dari dalam lemarinya dan memberikannya kepada Gerry."Ini gaji aku, Tan? Beneran gaji aku?" tanya Gerry.Gerry merasa jika uang yang Gita berikan sangatlah banyak, dia bisa berkata seperti itu karena amplop yang diberikan Gita terlihat begitu tebal.Dia merasa jika dirinya tidak pantas mendapatkan uang sebanyak itu, gaji sopir pribadi atau asisten pribadi rasanya tidak akan sebanyak itu.Apalagi dia hanya bekerja paruh waktu, rasanya Gita terlalu berlebihan terhadapnya. Gerry merasa tidak enak hati, walaupun nyatanya dia adalah kekasih dari wanita itu."Iya! Ambillah, Gerry. Buat keperluan kamu yang lainnya," ucap Gita mengiyakan.Gerry kembali melihat amplop yang diberikan oleh Gita, rasanya dia tidak pantas mendapatkan uang sebanyak itu. Selama satu bulan ini, Gerry hanya menjadi sopir dari Gita. Dia juga
Ah! Gerry benar-benar merasa tidak percaya dengan apa yang ditanyakan oleh Gita, karena bisa-bisanya wanita itu mengatakan hal yang tidak terduga baginya.Gita yang melihat Gerry hanya diam saja merasa kesal, dia langsung menggoyang-goyangkan pinggulnya karena merasakan milik Gerry yang sudah menggeliat dari tidurnya.Gerry memejamkan matanya, dia sedang merasakan kenikmatan yang baru saja dia rasakan. Walaupun tidak bersentuhan secara langsung, rasanya sangat nikmat. Lebih dari saat dia melakukan solo karir.Otak kecilnya bahkan langsung bertraveling memikirkan hal yang selalu dibicarakan oleh Gilang, hal yang bahkan belum dia cicipi sama sekali dan belum dia ketahui rasanya seperti apa."Gerry! Kamu mau, nggak nikahin Tante?" tanya Gita untuk yang kesekian kalinya.Buyar sudah lamunan Gerry, dengan cepat dia membuka matanya dan menatap wajah cantik Gita. Wanita yang dia suka dan dia sayang, wanita yang dia cintai.Gerry memang tulus mencintai Gita, tetapi untuk menikah, dia belum me
Gita benar-benar merasa tidak sabar, dia sudah seperti anak abege yang banyak maunya dan banyak menuntut. Tidak sabar dan apa yang menjadi keinginannya harus segera terpenuhi."Kenapa harus siang kenapa tidak pagi aja? Kalau nggak sekarang aja, bisa nggak?" tanya Gita yang terlihat tidak sabar.Gerry langsung tertawa mendengar apa yang Gita katakan, ini sudah malam rasanya tidak baik jika Gita datang ke rumah Ibunya. Sikap Gita benar-benar seperti anak kecil yang tidak sabar, tidak sabar dalam meminta dibelikan mainan baru."Bukannya seperti itu, ini sudah malam. Waktunya kamu istirahat, kalau pagi-pagi emak sibuk jualan gorengan sama mie rebus. Kadang banyak yang mesen kopi, jadi siang aja oke?" pinta Gerry.Selepas subuh mak Odah sudah sangat sibuk dengan kegiatannya, jika Gita datang di pagi hari. Gerry khawatir jika kekasihnya itu akan mengganggu kegiatan ibunya.Gita mengangguk-anggukkan kepalanya tanda setuju, dia paham jika Ibu dari Gerry di pagi hari akan sangat sibuk. Karena
"Loh, tabungan dari mana? Selama ini ongkos kamu aja cuma gocap doangan loh, bagaimana bisa kamu punya tabungan?" tanya Mak Odah penasaran.Mendengar akan hal itu, mak Odah benar-benar takut jika Gerry melakukan hal yang tidak tidak di belakangnya. Dia takut jika putranya melakukan dosa yang menghasilkan uang di belakangnya.Terlebih lagi ketika dia teringat akan Gerry yang pernah melakukan hal yang tidak baik di dalam kamar mandi, hal itu membuat mak Odah takut jika putranya menjadi seorang pria pemuas.Maka dari itu putranya bisa menghasilkan banyak uang, ketagihan dari hal yang awalnya hanya coba-coba menjadi sebuah profesi yang menghasilkan uang banyak."Beneran? Kamu tidak melakukan hal yang aneh-aneh, kan?" tanya Mak Odah memastikan.Dia benar-benar takut jika Gerry melakukan hal yang salah, Gerry adalah putra semata wayangnya. Dia tidak mau Gerry terjerumus ke dalam jurang kenistaan.Zaman sekarang bukan hanya anak perempuan yang rela menjadi ayam kampus dan menjajakan dada dan