Share

bab 59

Rendi pergi ke pesantren setelah berpamitan kepada semua orang yang ada di sana.

Setelah kepergiannya, Kalana juga izin pulang. Sedangkan Azam masih di sana untuk menghargai kedua seniornya.

Kalana menghempaskan bobot tubuhnya ke kasur usang di kamarnya, dia menangis, meluapkan semua emosi yang selama ini dipendam dalam hatinya. Kini Rendinya telah berubah, kata urakan dan berandalan yang dulu tersemat dalam dirinya sudah hilang. Bahkan tutur katanya teramat lembut kepada wanita di seberang telfonnya.

“Harusnya aku!”

‘Iya, harusnya kamu! Lupakan semua kesalahan yang dulu, kau hanya perlu meminta maaf. Rendi masih mencintaimu, dia pasti akan senang melihatmu kembali kepadanya!’

‘Bukankah ini kesempatan yang Tuhan berikan kepada kalian berdua? Jangan sia-siakan lagi!’

Dasim terus saja menggoda dan menghasut Kalana yang hatinya tengah kalut.

Entah rasa bersalah yang mengukungnya, atau rasa kecewa dan marah pada dirinya yang selama ini dia pendam sendiri, semuanya sama saja, tak ada jala
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status