Share

Bab 31-Sekali Babu Tetap Babu

"Ndoro ngantuk? Gitu amat matanya …." Bunga mengulangi pertanyaannya.

"Boleh nyender?"

Huh, itu pertanyaan apa permintaan? Belum juga dijawab, kepala Alfian sudah diletakkan di atas bahu Bunga. Terdengar helaan napas panjang. Namun, lambat laun suara helaan itu menjadi teratur. Sepertinya, Alfian tidur.

"Kamu tahu, Na?"

Oh, belum tidur rupanya. "Nggak tahulah. Ndoro nggak kasih tau."

"Kepalaku serabut. Pusing banget."

"Aku nggak punya anti mabok, lho."

"Aku bukan bocah kemarin sore yang mabok saat piknik ke puncak," helah Alfian. Lumayan lama laki-laki itu tak lagi bersuara. Mungkin benar-benar tidur.

"Kira-kira kita sampainya berapa lama, Pak?" tanya Bunga pada sang sopir travel.

"Dua jam sampai rumah Pak Alfian. Kalau kantornya, satu jam setengah."

Bunga mengatur duduknya agar lebih nyaman. Memangnya gundulmu nggak berat, Ndoro? Bunga memaki dalam hati. "Percayalah, Ndoro, selama satu setengah jam ini, malaikat asyik nyatet kelancangan Anda yang nyender-nyender …."

"Apa?" sahut
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status