Share

Bab 37-Telepon Asing

Dia begitu lelah, dan kurang tidur. Benak gadis itu terasa berat memikirkan hari esok, seharian di kantor, pulang jam lima sore, lalu segera berdandan untuk berangkat kerja lagi menjadi pramutama bar. Sungguh, hari-harinya terasa begitu berat.

Namun, dia harus kuat. Ayahnya bahkan tidak mampu menopang dirinya sendiri, jadi dia benar-benar sendirian di dunia ini. Harus berjuang sendirian. Mata gadis itu tiba-tiba melirik ke arah tas tangannya, sambil duduk di tepi ranjang, dia membuka tas itu, mengeluarkan segepok uang yang dilemparkan lelaki dingin dan misterius itu ke pangkuannya. Itu uang merah seratus ribuan yang tersusun rapi segepok, jumlahnya seratus juta rupiah.

Manusia mana yang dengan ringannya melemparkan segepok uang tanpa beban apapun? Apakah lelaki bermata abu-abu itu adalah lelaki yang sangat kaya?

Ya, pasti seperti itu, uang sepuluh juta rupiah mungkin tidak berarti apapun bagi lelaki itu, tetapi bagi gadis miskin sepertinya uang itu sangat berarti. Mereka harus bisa me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status