Share

Bab 42-Obat Nyamuk

Disuguhi pemandangan orang berpelukan membuat Bunga merasa seperti obat nyamuk. Namun, kalau dilihat-lihat memang hanya Gina saja yang menempel seperti ulat bulu pada Alfian, sedangkan laki-laki itu berusaha untuk melepaskan cekalan si Mak Lampir.

"Mas Al ada telepon, nih," kata Bunga berusaha bersikap biasa saja. Tidak benar, Bunga sedikit melongo dan panggilannya kepada Alfian itu rasa-rasanya lebih mesra dari biasanya.

Sengaja, ya? Iya, dong!

Bunga jarang memanggil nama seseorang dengan suara meliuk-liuk. Untung tegurannya itu membuat Gina segera melepaskan diri dan memandang Bunga dengan tatapan sengit. "Kamu ngapain di sini?" tanyanya ketus.

"Kerja lah. Kerja! Kerja! Kerja! Nggak tahu apa Pakde itu, tetanggaku."

Bunga mengabaikan tatapan Mak Lampir itu, dia fokus memandang majikannya yang segera menjaga jarak dari Gina. Ingin sekali Bunga berbisik di telinga si Lampir ini. Tuh lihat, Alfian nggak suka kamu peluk. Nyadar dong, Mbak; dada silikon, dahi botok, hidung filler.

"Telep
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status