Share

Mereka datang lagi

Bulu kuduk keduanya terasa merinding merasakan desiran angin sepoi menerpa wajah mereka. Suasana sunyi mencekam membuat keduanya saling memeluk sambil berjalan melihat sekitar pohon. Sejenak berhenti melihat tidak ada tanda-tanda Adrian berada di sekitar pohon itu.

“Ini Wandi bohong atau gimana sih ‘Nduk? Anaknya nggak ada gitu loh. Pengen jewer kuping jadinya,” ucap Efendi menahan kesal.

“Wandi nggak pernah bo’ong Pak. Apa ... apa mungkin Adrian sudah pulang ya? Kita tadi kog buru-buru ke sini? Nggak nanya dulu sama orang tua Adrian. Barangkali dia udah sampai rumah.”

“Iyo bener kui. Lah ngopo tadi nggak kepikiran telpon orang tuanya? Astaga ... kita jadi ikut-ikutan Wandi oleng. Ya udah kita balik saja, coba lu hubungi bapaknya Adrian!” perintah Efendi menarik tangan Tina menjauh dari pohon beringin.

Baru beberapa langkah mereka berjalan terdengar sesorang memangil, ”Selamat malam.”

Suara terdengar serak laki-laki lamat dari kejauhan. Keduanya saling berpandangan dan menghentikan la
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status