Share

Bab 85. Jangan Pisahkan

Pertama kali berjumpa dengan Niken, entah kenapa timbul rasa iba terhadapnya. Dia membuat aku teringat akan gadis kecilku yang telah berpulang beberapa waktu yang lalu.

Melihat raut wajah dan sorot matanya, membuat diri ini ingin melindungi, menggantikan sosok ayahnya yang tidak tahu diri itu.

Sering sekali Niken memandang dengan raut wajah sedih saat melihat anak-anak bermain dengan ayah dan ibunya.

"Om, kenapa papa Niken tidak pernah mengajak kami jalan-jalan? Papa gak sayang sama Niken ya, Om? Apa Niken bukan anak papa?" Tanya dia, dengan mata terus menatap anak kecil yang di gendong ayahnya sampai jauh dan tidak terlihat lagi.

"Mana ada orang tua yang gak sayang sama anaknya. Mungkin papa kamu sibuk jadi tidak sempat mengajak kamu jalan-jalan." ujarku menghibur.

"Mana mungkin sibuk, Om. Papa aja kalau pulang kerja tiap hari tiduran di rumak nenek. Kalau nenek atau bude yang ngajak jalan-jalan, tidak pernah ditolaknya. Mungkin Niken anak pungut sehingg papa gak sayang." ujar Niken
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status