Share

Bab 89. Hukum Tabur Tuai

Sinta memakai baju dengan motif bunga dan dipadukan dengan celana kulot motif garis-garis. Seumur-umur, aku belum pernah melihat Sinta memakai baju dengan motif tabrak seperti itu. Dan aku perhatikan wanita yang pernah menjadi adik ipar itu semakin hitam dan kucel.

"Jangan melihat orang lama-lama. Kayak orang baru turun dari gunung aja kamu, Say." Aku dikejutkan oleh nasehat Raka.

"Itu, Mas. Kasihan Sinta." Jariku menunjuk ke arah Sinta yang sedang berdiri di sebelah ibu yang memakai baju batik. Penampilan ibu itu seperti seorang wanita sosialita.

"Kasian ya, Mas. Dia itu dulunya bergelimangan harta, sekarang malah kayak gembel. Tidak terurus dan wajahnya kusam." Walaupun keluar kata kasihan tetapi sudut bibir ini tersenyum melihat penampakan seperti itu.

"Begitulah. Mas juga kasian melihatnya, tapi kita pun tidak bisa berbuat banyak. Sudah nasib dia."

"Iya ya Mas. Kita tidak nyangka nasib Sinta akan seperti itu." Aku menoleh lelaki memiliki mata hazel disampingku.

"Iya. Hmmm ... seka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status