Share

Bab 95. Terjebak

Pov Sinta.

"Bu, kita tidak mungkin begini-begini terus." ujarku pada ibu yang sedang duduk lesehan di tikar usang yang di gelar di ruang tamu.

Beliau sedang sarapan pagi, hanya nasi putih dengan taburan sedikit lenyedap rasa ayam yang aku beli di warung bang Tejo.

Selama bang Rama dipenjara hidup kami sangat menderita. Jangankan mendapat tempat tinggal yang layak, untuk makan sehari-hari saja kami kekurangan.

"Jadi mau bagaimana lagi? Sudah nasib kita begini." jawab ibu seraya memasukkan nasi ke dalam mulutnya.

"Aku bosan hidup miskin terus. Kita harus bangkit."

"Bangkit bagaimana? Mau buka usaha, kita tidak punya modal lagi. Ya udah terima saja nasib kita menjadi buruh cuci. Yang penting bisa buat makan kita sehari-hari. Syukur juga kamu tidak punya anak. Kalau enggak, beban Ibu semakin berat."

"Bagaimana kalau Sinta merantau aja, Bu?"

"Merantau kemana? Jangan aneh-aneh, deh." tanya ibu seraya mencuci tangannya. Beliau sudah selesai sarapan dan sebentar lagi akan berangkat ke rumah b
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status