Share

Part 15. Trauma Masa Kecil

Tante Banci mulai terlihat ketakutan, lalu berdiri, menghindar menjauh. Mami Merry sadar, situasi tidaklah menguntungkannya, apalagi posisi pabrik Koh Ayung tidaklah terlalu jauh dari tempat pertemuan ini, akan mudah bagi mereka untuk meminta bantuan.

Mami Merry memutuskan untuk pergi dari tempat pertemuan, sambil terus mengomel-ngomel sepanjang jalan. Rasa jengkel, kesal dan amarah benar-benar menguasainya, ladang penghasil duitnya sudah terlepas dari tangannya.

"Eh, Banci, coba telepon itu Koh Ayung. Tanyakan, siapa nama orang yang membawa si Amira pergi." Perintah Mami Merry kepada Tante Yusnia, saat mereka sudah di dalam kendaraan.

"Baik, Mi," jawab Tante Banci, lalu mulai menelpon Koh Ayung.

"Sudah, Mi. Sudah dapat namanya dan nama perusahaannya," jawab Tante Banci.

"Catat namanya, si anak yang tidak tahu di untung itu, pasti ikut bersamanya." Masih terdengar jengkel suara Mami Merry.

"Baik, Mi." Tante Yusnia mulai mencatat apa yang dibilang Koh Ayung melalui gawainya.

Sesampainy
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status