Share

Bab 44

"Nang? Bangun, Nang!" Bu Silvana berteriak keras sambil mengguncang-guncang tubuh Federin yang terlihat lemas.

Mendengar suara keributan dari dalam kamar, Badang dan Gatot gegas masuk ke dalam untuk melihat apa yang telah terjadi.

"Bu, ada apa? Apa yang terjadi, Bu?" tanya Badang dengan penasaran saat melihat ibunya yang mulai menangis histeris.

"Adikmu, Dang...." Suara Bu Silvana terdengar serak disela-sela tangisannya yang sendu.

"Kenapa Federin, Bu?" timpal Gatot yang terlihat tidak sabar menunggu jawaban dari ibunya.

"Adik kalian sudah tidak ada." Ucapan Bu Silvana bagaikan petir yang menyambar di siang bolong bagi Badang dan Gatot yang saat ini telah berusia 20 tahun dan juga 18 tahun.

Seketika tubuh mereka berdua lemas seperti tiada bertulang. Badang terduduk sambil menutupi wajahnya dengan telapak tangan. Sementara Gatot hanya termangu menatap adiknya yang terbaring di tempat tidur, dengan kedua mata yang tertutup untuk selamanya.

***

Bendera kuning berkibar di halaman d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status