Share

2. Menikahi Wanita Yang Berbeda

"Tidak juga! Aku sudah biasa berjalan jauh, tapi sepatuku terlalu tinggi dan baju ini terlalu panjang!”

“Kamu ini terlalu banyak bicara untuk ukuran orang yang baru kenal!” Tama berkata sambil memalingkan wajahnya.

“Apa aku mengganggumu? Seharusnya kamu maklum kalau aku mengeluh, aku ini istrimu!” Riti berkata dengan tegas. Walaupun, kelak ia akan dijadikan pembantu, tapi dirinya tetaplah seorang istri yang secara sah.

Tama menatap Riti, gadis bermata coklat itu berbeda dengan gadis yang dilihatnya di foto, ia tahu Marhen membohonginya. Namun, ia lebih senang dengan gadis yang dinikahinya. Dalam hatinya tidak begitu menyesal telah merelakan kerugian proyek yang cukup besar.

Tama menyembunyikan senyum. Gadis ini lucu, pikirnya.

“Lalu, apa kamu mau pergi kalau aku bilang kamu sangat menggangu?"

"Hai, Tamtama Raziel Brawijaya! Kalau kamu merasa terganggu denganku, kenapa kamu mau menikah? Aku bisa pergi sekarang juga! Tapi jangan katakan apa pun pada Ayah!"

Riti merasa tidak masalah, jika dirinya kabur dari Tama asalkan ayahnya dan Yuna tidak mengetahuinya. Lagi pula mereka tidak saling mengenal dan tidak saling sayang, sebab menikah hanya sampai melahirkan anaknya saja.

Tama diam sejenak dan mereka berdua saling mengunci pandangan. Ia tidak suka dengan perkataan yang baru saja diucapkan Riti kepadanya. Namun, ia tidak bisa marah pada gadis yang sekarang melotot padanya itu.

Mereka seperti bicara dari hati ke hati, mereka juga ama-sama menyimpan sebuah rahasia. Riti dengan keluarga besar ibunya, sedangkan, Tama bukanlah anak tiri seperti yang dikatakan semua orang tentang dirinya.

Sementara hari semakin gelap sedangkan, perjalanan baru sampai separuhnya, untuk menuju rumah persembunyian Tama. Di rumah itu kelak Tama akan menyembunyikan istrinya, sebuah tempat yang misterius tapi menyimpan banyak kenangan di dalamnya.

Sementara itu, ingatan Riti kembali mengingat saat ia datang untuk meminjam uang demi bisa membayar biaya pengobatan ibunya. Saat itu pula, Yuna memberikan gaun pengantin, sebagai syarat bila ia ingin meminjam uang pada Ayahnya.

Aku akan memberikannya asal mau menikah besok!” kata Yuna.

“Apa kamu bercanda, Yuna? Aku tidak mau menikah secara mendadak seperti itu!” kata Riti dengan tegaas.

“Tapi kamu harus menikah demi ibumu dan demi keluarga kita biar tidak hancur! ujar Yuna seraya melipat kedua tangannya di depan dada.

“Yuna, dia itu ibumu juga! Dan Ayahlah yang menghancurkan keluarga kita, kenapa aku yang harus menanggungnya?”

“Tina sudah tidak berguna bagiku, untuk apa aku memeliharanya?” tukas Marhen dengan keras.

“Ayah, tapi aku belum mau menikah, aku baru saja lulus kuliah!” tukas Riti.

“Oh, ya? Tapi kamu harus mau kalau butuh uang!” kata Yuna tanpa belas kasihan.

Yuna tidak menyukai ibu kandungnya sejak dulu, karena terlalu cerewet dan tidak mendukung kariernya..

Dahulu, sang ibu selalu melarangnya mengikuti audisi pencarian bakat. Namun, ia terus melawan, hingga berhasil menjadi artis pendukung pada sebuah film layar lebar. Tina—ibunya kemudian meminta untuk tetap di rumah dan merawatnya. Namun, Yuna menolak karena ia ingin meniti karier yang diinginkannya.

“Apa aku bisa mendapatkan 50 juta dengan menikahi laki-laki itu?” tanya Riti antusias, sambil memegang gaun pengantin yang, sengaja dibeli untuk dirinya.

Akhirnya, Riti pasrah dengan nasibnya yang harus menikah dengan anak haram keluarga Brawijaya, yang nama Tamtama Raziel Brawijaya. Berita itu sudah menyebar jika Tama adalah pria tua yang masih melajang, karena banyak wanita yang takut dengannya,

"Tapi, kamu jangan kuatir, dia itu kaya! Benar, kan Ayah?” Yuna menjelaskan pada adiknya.

Suasana rumah saat itu begitu tegang, Marhen duduk di samping Kiran, hanya Yuna yang berbicara dengan leluasa.

Marhen mengangguk, tak menyangkal apa pun yang dikatakan Yuna tentang Tama. Ia kecewa dan tidak peduli dengan nasib anak keduanya yang memilih hidup dengan Tina yang sudah tidak berguna.

Sejak bercerai, Marhen tidak tahu di mana mantan istrinya itu tinggal. Namun, saat membutuhkan Riti, ia tidak repot-repot mencari, karena gadis itu justru datang sendiri.

Riti menoleh pada ayahnya dan berkata, “Ayah, kenapa bukan dia saja yang menikah?” sambil menunjuk ke arah Yuna.

“Riti ..., pernikahan ini hanya sementara ... kamu bisa bercerai setelah melahirkan anaknya, Kakakmu seorang artis terkenal dan tidak mungkin melakukan pernikahan yang hanya sebentar ... jadi anggap saja kamu membantu Ayahmu, oke?”

Riti terdiam sejenak, ia mencoba memahami sikap ayahnya yang tidak seharusnya bersikap begitu.

“Apa aku bisa mendapatkan uangnya sekarang juga kalau aku mau menikah?"

“Ya! Tentu saja!” Yuna yang menjawab sambil tersenyum sinis, adiknya itu menjadi mata duitan setelah hidup dengan ibunya

“Ingat, tapi uang ini tidak semuanya, kamu akan mendapatkan sisanya kalau kamu berhasil memberi seorang anak pada Tama, dan dia mendapatkan warisannya! Jangan coba-coba melarikan diri, walau kamu disiksa olehnya atau aku akan memasukkanmu ke dalam penjara dengan tuduhan penipuan!” kata Yuna sambil berdiri dan melipat kedua tangannya di depan dada.

“Aku sama sekali tidak menipu kalian!” ujar Riti kesal.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status