Share

32. Tetangga Kaya Raya

“Aku tidak mau! Kamu belum mandi!”

“Apa aku bau?” Tama berkata sambil mengendus bahunya.

Riti mengamati pria itu dan memikirkan semua bagian yang tadi sudah diciumnya, hingga ia tersenyum menyeringai lucu dan menggelengkan kepalanya. Tama tidak bau, walau ia berkeringat. Entah berapa banyak parfum yang ia semprotkan pada tubuhnya itu.

“Tapi, aku tetap tidak mau sarapan!” kata gadis itu sambil melihat jam kulit yang setia dipakainya sejak masa kuliah.

“Aku sudah terlambat!” katanya lagi, “Aku akan sarapan di kantor saja!”

Riti berlari ke luar, sebelum Tama mencegahnya. Ia tidak menghiraukan panggilan Sima yang sudah menyiapkan sarapan untuknya.

Tama membiarkan wanita itu pergi dan ia duduk di meja baca sambil mengaitkan jari-jarinya dan termenung untuk beberapa lama. Ia tahu Riti tidak punya uang, ia masih sabar menunggu sampai kapan pun gadis itu mau bertahan. Ia bukan pemaksa dan ia tidak mau seorang gadis tersiksa karena dirinya.

Setiap kali melihat Riti, entah kenapa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status