Share

BAB 51 Uangku Tak akan cukup

"Oh, mau ke pasar?"

"Em, iya, Pak." Aku manggut-manggut.

"Kalau gitu saya antar saja. Kalau nunggu angkutan lama. Di sebelah sana juga banyak yang menunggu, Mbak. Di bahu jalan. Tapi sepertinya angkot pada penuh." Pak Zen menjelaskan. Ternyata benar, banyak penumpang angkot hari ini.

"Biar saja saya menunggu, Pak, maksudnya, saya sama anak saya menunggu saja. Kami tidak terburu-buru, kok." Aku menjawab.

"Gak apa-apa. Sekalian saya juga mau beli baju buat Helen. Buat pentas seni akhir semester. Katanya dia harus beli kebaya dan perlengkapan wanita lainnya." Pak Zen memberi alasan.

"Oh gitu ya, Pak?" tanggapku.

"Iya, lebih baik kalian bareng saja sama kami. Oh ya, gimana kalau Mbak Hanah bantu pilihkan baju kebaya buat anak saya. Saya 'kan awam soal kebaya." Pak Zen menggaruk keningnya yang tak gatal. Mungkin dia malu. Tapi kasihan juga seorang ayah harus mencarikan benda-benda anak gadisnya. Huwh ... gimana ini?

"Tapi ...."

"Gimana, Afni mau?" Pak Zen bertanya pada anakku. Otomatis Af
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status