Share

Larangan Mbak Widi

Mbak Rosita dan Mbak Widi pun menyalami kami. Lalu kami mulai berangkat.

"Hati-hati," kata Mas Dasep setengah berteriak mengiringi kepergian kami.

*

Mobil berhenti di sebuah desa dekat pantai. Bau khas air laut, angin segar, dan juga suara deburan ombak langsung terdengar begitu mesin mobil dimatikan dan pintu mobil dibuka.

Pak Hendar membukakan pintu mobil untukku, dan kami langsung menuju kediamannya yang cukup sederhana. Rumah kecil namun asri, di pinggir rumahnya teronggok bahan-bahan dan alat kerjainan tangan yang tak kutahu namanya.

"Mari, kita menunggu di sebelah sini." Pak Hendar mengajak ke teras rumahnya.

Aku dan Ibu Rosita duduk lesehan di lantai teras yang sudah dialasi karpet. Sementara Mbak Widi sibuk menggelar karpet di atas tanah untuk nanti para ibu-ibu duduk menyimak penyuluhan. Dan Pak Hendar sibuk membawakan kami makanan dari dalam rumahnya, aneka kue kering dalam toples dan air mineral disajikannya untuk kami.

"Sudah jam sepuluh, tapi belum ada yang datang. Maklu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status