Share

Tak Kunjung Usai

Mbak Widi sepertinya tersinggung, membuatku merasa bersalah. Harusnya tadi aku diam saja, tak usah minta maaf segala, toh Mbak Widi sebelumnya tak tahu kalau aku sempat menyangka dia sebagai Ayu.

"Mbak Murni."

Mbak Widi memanggilku, rupanya dia kembali lagi dari kamar belakang sambil membawa selebaran DPO.

"Saya jadi teringat, ini ada lima belas lembar selebaran lagi yang ketinggalan di sini, kemarin waktu Mbak ngasih ke saya untuk menyebarkannya dan saya tolak, saya lupa tak membereskannya, jadi tidak terbawa pulang oleh Mbak Murni," lanjutnya seraya menyimpan tumpukan selebaran itu dan kembali duduj di sampingku.

"Oh, iya. Gak apa-apa kok, Mbak. Mungkin dibuang aja selebaran ini, soalnya kemarin Pak Hendar sudah ambil selembar dan minta bantuan Pak RT di sini untuk mencari Ayu," kataku. "Saya kira, tadi itu Mbak ke kamar karena tersinggung saya telah suuzan sama Mbak."

Sambil merapikan formulir yang sudah disortir, aku dan Mbak Widi mengobrol tentang kampung ini yang sering dijadika
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status