Share

Perlahan Hancur

Kengerian semalam akhirnya lewat juga.

Tak perlulah kuceritakan lagi penyiksaan macam apa di Dark Room itu. Jangankan kalian, aku saja muak. Tak hanya pada Hartono, terlebih pada diri sendiri. Aku muak kenapa tidak lari dari kepahitan ini, padahal tak ada yang menghalangiku pergi.

"Kau memang sialan." Ujarku lirih pada udara yang kuhirup.

Betul kata orang-orang. Sekali kau izinkan dirimu melewati batas, lama-lama tak akan ada lagi batasan. Segala hal jadi biasa.

Meski tak pingsan lagi, kayak waktu pertama kali ke Dark room dulu, tetap saja badanku sakit semua. Padahal dosis anestesi yang disuntikkan cukup tinggi, sampai kesadaran hampir hilang.

Samar-samar telingaku menangkap suara tirai yang digeser. Setelahnya seseorang duduk berlutut di sisi ranjang. Mataku yang sudah hampir membuka, buru-buru kututup. Lagi tak sudi berbasa-basi dengan manusia manapun.

"Ma...maafkan Ibu Shanty. Anakku sudah membuatmu susah."

Deg!

Suara lirih Sumiati yang sesenggukan sukses membuatku tercekat.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status