Melihat secara langsung sang kekasih berselingkuh, membuat dunia Dakota Spencer runtuh. Wanita cantik itu dihancurkan oleh cinta pertamanya sendiri. Dia selalu memegang prinsip cinta pertama akan menjadi cinta terakhir. Namun sayang, kisah cintanya tidak seperti dongeng yang dia dengar di masa kecil. Dalam keadaan hancur berkeping-keping, sosok pria tampan bernama Dylan muncul. Dylan sudah lama mengagumi Dakota. Hanya saja jiwa petualang pria itu tidak pernah berhenti. Dia mengagumi sosok Dakota, tapi tidak henti bermain-main dengan para jalang. Sampai suatu ketika, di kala Dylan tahu Dakota sudah sendiri, dia mengejar cinta Dakota. Pria tampan itu tidak pernah bosan mengejar sosok Dakota. Hingga akhirnya Dakota luluh akan sosok Dylan. Namun semua tidak berhenti di situ. Masalah menghantam mereka. Badai menerpa hubungan mereka yang sudah sangat kuat. Bagaikan di ambang jurang, mampukah Dakota berdamai dengan kenyataan? Ataukah Dakota harus mundur dan hancur seperti di awal? *** Follow me on IG: abigail_kusuma95
View MoreDylan mendorong brankar yang di mana Dakota sudah terbaring lemah di sana. Kesabaran Dakota sudah mulai pulih. Mata sayu wanita itu menatap jelas kepanikan di wajah Dylan. Rintihan perih lolos di bibir Dakota.“Dakota, aku mohon bertahanlah, Sayang. Kau dan anak kita akan baik-baik saja. Aku yakin,” ucap Dylan berusaha menguatkan Dakota.Dakota menahan sakit. “D-Dylan, a-apa pun yang terjadi tolong selamatkan anak kita. A-aku mohon selamatkan anak kita.”Air mata Dylan tak bisa lagi tertahankan. Dia meneteskan air mata seraya berkata, “Kau dan anak kita pasti akan selamat. Aku mohon jangan bicara macam-macam.”Dakota sudah tak mampu lagi menjawab. Petugas medis membawa Dakota masuk ke dalam ruang tindakan. Dylan hendak masuk ikut ke dalam, tapi sayangnya petugas medis melarang.“Tuan, mohon untuk menunggu di luar. Dokter akan melakukan tindakan pertolongan,” ucap sang perawat, meminta Dylan untuk menunggu di depan ruangan.Dylan sangat terpaksa menuruti perkataan perawat, meski itu sa
Sudah tiga hari Dylan berada di Maldives. Dia mengawasi Dakota dari kejauhan. Dia memutuskan untuk tidak mendekati sang kekasih dulu. Sebab, setiap kali dia mendekat, pasti Dakota akan selalu berontak. Hal tersebut yang membuat Dylan memutuskan untuk menjauh sejenak demi ketenangan sang kekasih.Seperti saat ini, Dylan melihat Dakota dari kejauhan sedang berjalan di bibir pantai bersama dengan Cali. Hati Dylan ingin sekali mendekat ke arah Dakota. Dia ingin memeluk dan mencium kekasihnya itu, tapi dia tak ingin bersikap egois. Dia tahu pastinya Dakota membutuhkan waktu.“Tuan, sampai kapan Anda mengawasi Nona Spencer dari kejauhan?” tanya Lino seraya menatap tuannya sopan.Dylan mengembuskan napas kasar. “Aku hanya tidak ingin membuat Dakota bersedih. Dia sedang hamil, aku menjaga mentalnya agar tetap baik-baik saja.”Lino mengangguk patuh merespon ucapan Dylan. Pun dia tak bisa memberikan saran. Sebab menurutnya keputusan yang diambil tuannya itu sudah merupakan keputusan yang terbai
“Apa maksud ucapanmu, Dylan?” Dakota tak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Dylan. Manik matanya memancarkan jelas keterkejutannya. Tubuhnya nyaris ambruk, tapi beruntung di kala keseimbangan yang tak terjaga, Dylan menyentuh tangannya—membantunya menjaga keseimbangan.Dylan mengembuskan napas dalam, dengan raut wajah menunjukkan penuh sesal. Dia harus kembali mengingat tentang kesalahan dan kebodohan dirinya. “Kau sama sekali tidak tahu berita tentang di Roma?” balasnya berusaha untuk tenang.Dakota menggelengkan kepalanya lemah, merespon ucapan Dylan. Lidahnya kali ini kelu seakan tak mampu menjawab. Hanya saja, tatapannya menunjukkan jelas tatapan penuh makna dalam. Dia membutuhkan penjelasan dari apa yang dikatakan oleh Dylan.Dylan mendekat, membelai wajah Dakota dengan tatapan penuh penyesalan mendalam. “Dylan kecil tidak bisa diselamatkan. Dokter sudah melakukan yang terbaik untuknya, tapi dia tidak tertolong. Dia pergi bersamaan dengan kau pergi meninggalkanku. Kau tahu?
Mata Dakota tak berkedip sama sekali di kala melihat sosok pria yang ada di hadapannya. Pria yang selalu dia rindukan di setiap embusan napasnya. Hanya saja pria yang dia rindukan itu juga yang membuat dirinya merasakan hancur berkeping-keping. “Lepaskan aku!” Wanita berambut pirang itu merintih, berontak di kala Dylan mencengkeram kuat tangannya.Dylan menghempaskan tangan wanita berambut pirang itu dengan kasar. “Yang kau ganggu adalah wanitaku. Pergi sekarang sebelum aku memperpanjang masalah ini!”Wanita berambut pirang itu tetap tak terima, dan kini menatap dingin Dylan. “Wanitamu yang sudah gila! Dia berani menamparku! Sayang sekali pria setampan dirimu harus mendapatkan wanita tidak memiliki etika!”Dylan membalas tatapan dingin wanita berambut pirang itu. “Aku melihat semua yang terjadi sejak awal. Jika kau menganggap wanitaku tidak memiliki etika, bagaimana dengan dirimu yang merendahkan orang lain? Satu lagi tadi kau bilang wanitaku mengemis uang, kau harus tahu … hartaku a
Dakota duduk di pasir pantai, menikmati pagi yang indah di Pulau Maldives. Wanita cantik itu bermain air sambil mengusap-usap perut buncitnya. Senyuman indah terlukis di wajahnya, menatap pemandangan yang menakjubkan di Pulau Maldives.Tangan halus Dakota bermain pasir dan air. Dia menyukai ketenangan dan kedamaian ini. Sudah berbulan-bulan dia tinggal di Pulau Maldives, tapi tidak pernah sekalipun Dakota merasakan bosan. Dia malah jatuh cinta pada keindahan Pulau Maldives.Cuaca di Pulau Maldives dan Roma berbeda jauh, tapi nyatanya tetap tidak mempengaruhi rasa suka Dakota. Wanita cantik itu tampak sangat menikmati kesunyiannya dan kedamaiannya di Pulau Maldives. Meski terkadang dia merasa kesepian, tapi tidak memungkiri dia menyukai kedamaian ini.“Kelak kau pasti akan menjadi sosok yang hebat dan tampan seperti Daddy-mu,” ucap Dakota pelan sambil membelai perut buncitnya.Benak Dakota membayangkan anak laki-lakinya ini pasti akan lahir ke dunia menjadi sosok yang tampan dan hebat.
Beberapa bulan berlalu … Pulau Maldives. Sinar matahari begitu menyinari pulau indah di mana Dakota berada. Lautan yang biru menyejukkan mata. Kaki telanjang Dakota menelusuri pasir. Wanita cantik itu tersenyum melihat pemandangan yang begitu indah di hadapannya. Tubuhnya sudah tak lagi sama. Sebab, perutnya sekarang sudah buncit. Kehamilannya sudah memasuki minggu ke dua puluh sembilan. Tentunya kehamilannya sangat sehat, karena Dakota selalu menjaga anak yang ada di kandungannya.Beberapa bulan tinggal jauh dari keluarganya, membuat Dakota sangat merindukan keluarganya. Namun, dia masih memilih untuk menjauh dari semua orang. Dia masih nyaman dengan kesendirian. Dia tidak tinggal sendiri. Dia tinggal bersama dengan asistennya. Dia tak mengizinkan sang asisten meninggalkan Maldives, karena dia khawatir keluarganya serta Dylan menemukan dirinya.Dakota menjauh dari semua orang termasuk dari Audrey. Kendirian membuatnya merasakan kenyamanan. Rindu ada, tapi dia sekarang ingin tenang.
Langkah kaki Dylan masuk perlahan ke dalam penthouse-nya. Aura wajah menunjukkan jelas rasa putus asa dan kesedihan yang membentang. Benaknya memikirkan keberadaan Dakota. Entah di mana kekasihnya itu berada. Yang pasti Dylan sangat cemas dan khawatir. Terlebih sekarang dia tahu kekasihnya itu sedang mengandung buah cinta mereka.“Tuan,” sapa sang pelayan di kala melihat Dylan sudah masuk ke dalam penthouse.Langkah kaki Dylan terhenti, menatap sang pelayan yang seperti ingin bicara padanya. “Ada apa?”“Tuan, di ruang tamu ada Nona Ivory Jone ingin bertemu dengan Anda. Beliau sudah menunggu Anda sejak tiga puluh menit lalu,” jawab sang pelayan memberi tahu.Dylan mengangguk singkat. “Aku akan menemuinya.”“Baik, Tuan.” Pelayan itu menundukkan kepalanya, di kala Dylan sudah melangkah menuju ruang tamu.“Dylan?” Ivory tersenyum lembut melihat Dylan sudah datang.“Bagaimana kabarmu?” tanya Dylan langsung duduk di depan Ivory.Ivory berusaha tersenyum. “Aku hidup. Aku rasa kau bisa tahu b
Dylan mengerahkan seluruh orangnya untuk mencari keberadaan Dakota. Sejak di mana dia tahu Dakota sedang mengandung, membuat Dylan semakin diselimuti perasaan bersalah. Dia terlalu fokus pada Dylan kecil, sampai melupakan wanita yang dia cintai. Sekarang wanita yang dia cintai itu malah memilih menyerah, dan pergi darinya—membuatnya menjadi seperti orang yang frustrasi.Malam berganti malam, hati Dylan tidak bisa tenang. Dia takut hal buruk menimpa Dakota. Hal yang dia sesali adalah dirinya bukan orang pertama yang tahu tentang kehamilan kekasihnya itu. Audrey yang mengetahui pertama kali. Bahkan Audrey bilang padanya Dakota akan memberitahukan kehamilannya setelah menikah.Sialnya, semesta tidak mendukung. Pernikahan yang sudah dirancang sedemikian rupa harus ditunda, karena Dylan dihadapkan dengan pilihan rumit. Pria tampan itu terpaksa menunda, dikarenakan kondisi Dylan kecil menurun. Dia bahkan sampai mengabaikan perasaan Dakota yang dia tinggal begitu saja di altar.“Tuan Dylan,”
Ketegangan dan keheningan bercampur membentang. Tubuh Dylan membeku mendengar apa yang dikatakan oleh Xander. Sepasang iris mata cokelatnya menunjukkan jelas rasa panik yang terselimuti ketakutan. Debar jantungnya berpacu lebih kencang, seakan menandakan adanya tanda bahaya.“Jelaskan padaku, apa maksud ucapanmu, Xander?!” seru Dylan menuntut Xander untuk menjawab pertanyaannya. Xander mengeluarkan amplop putih dari balik jasnya, menyerahkan pada Dylan sambil berkata, “Lihat surat ini. Kau kekasih Dakota, kau sangat tahu tulisan tangan kekasihmu, kan?”Dylan segera mengambil surat yang diberikan oleh Xander padanya. Tampak jelas raut wajahnya terselimuti ketakutan. “Ini surat dari Dakota?” tanyanya memastikan.Xander mengangguk singkat. “Ya, surat itu dari Dakota. Bukalah. Kau akan tahu jawaban yang selama ini kau hindari.”Napas Dylan memberat. Debar jantungnya semakin berpacu jauh lebih kencang. Detik selanjutnya, dia mulai membuka surat itu, membaca perlahan isi surat. Cukup di a
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.