Share

37

Wira, istri dan putranya Bima duduk dengan tenang di sofa ruang tengah. Sejak sepuluh menit yang lalu mereka tidak juga mengeluarkan suara apapun.

Apalagi Bima, pemuda yang biasanya tak bisa diam itu kini menutup mulutnya rapat-rapat saat melihat ekspresi mamanya yang menyeramkan.

"Maaf menunggu lama om, tante."

Sonya meringis setelah meletakkan tiga gelas teh dihadapan mereka. Perempuan itu ikut merasakan aura tak menyenangkan dan memilih berlama-lama di dapur dengan alasan membuatkan minum.

"Terima kasih, harusnya gak usah repot-repot," ujar Diana.

" Sama sekali tidak Tante," jawab Sonya pelan.

Diana tersenyum tipis dan dibalas Sonya dengan senyum lembut.

Dalam penglihatan Sonya dia tahu wanita paruh baya didepannya ini tengah menyimpan amarah dan raut yang ditampilkan membuatnya bergidik tapi percayalah pancaran mata seseorang tidak pernah menampilkan kebohongan.

Perempuan itu menduga hal yang selama ini ia pikirkan benar-be

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status