Share

Bab 43 Mas Hakim Tak Ingin Privat Lagi

Semua kisah ini menjadi hikmah dalam hidupku. Ujian yang datang kuarungi dengan sabar. Hingga tiba waktunya aku dapat bahagia. Mungkinkah selama ini suamiku ingin punya keturunan. Sampai ia bisa berbuat buruk kemarin.

Aku tetap sabar apapun itu Kenyataannya.

"Kamu butuh makan apa?" Tanya Mas Hakim.

Aku terdiam sejenak. Hanya melongo mendengar ia bertanya. Tak biasanya mas Hakim menanyakan ini. Bahkan jarang, itulah sebabnya aku heran.

"Butuh makan, maksudnya Mas?" Tanyaku kembali.

"Kamu mau makan apa?"

"Aku lagi kepingin makan yang asem, Mas."

"Asem? Rujak maksudnya?"

"Ya."

"Kalau bisa kamu jangan makan yang pedas. Tak baik buat kandunganmu. Kamu harus jaga kandunganmu. Jangan sampai keguguran lagi. Ingat, kandunganmu itu lemah."

"Ya, Mas."

"Kamu jangan capek-capek dulu. Harus istirahat total di rumah!"

"Istirahat total?"

"Ya."

"Bagaimana kerjaanku, Mas?"

"Oh iya. Kamu bisa minta cuti gak?"

"Gak bisa kayaknya. Aku kan masih baru."

"Kalau aku kasih pilihan. Kamu mau fokus dengan ka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status