Share

Chapter 46

Suara bel yang terdengar membuat Alin langsung berlari-lari kecil untuk membukakan pintu. Awalnya Alin tersenyum karena ia mengira yang datang adalah Tian. Pasalnya sudah satu Minggu ini Tian tak ada di rumah karena harus ke Jepang untuk menemui seseorang.

Tapi senyumnya seketika lenyap saat ia melihat sosok papanya ada di hadapannya.

"Papa?" Panggil Alin dengan nada bertanya.

"Apa kabar nak? Kenapa susah hubungi kamu sekarang? Papa boleh masuk?"

Alin melirik ke belakang papanya. Tak ada satupun penjaga rumah Tian. Pantas saja papanya bisa masuk dengan bebas.

"Alin nggak bisa. Setiap yang masuk ke sini harus ada izin dari Tian." Ucap Alin. Ia sangat sadar mengatakan hal itu pada papanya. Ia tahu apa tujuan papanya ada di sini.

"Sebentar saja nak."

"Nggak bisa pa. Kalau mau bicara, kita ke depan saja." Yanto melirik pondokan yang Alin tunjuk. Ia ingin protes sekali lagi, namun ia mengurungkan niatnya karena sepertinya Alin memang tidak akan mengizinkan ia masuk ke dalam.

"Ya sudah, ki
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status