Share

Bab 46

"Astaghfirullah ..."

Sontak aku menoleh membalikkan badan.

"Bobok, yuk. sudah malam." bisik Mas Hendra.

Jarak wajah kami begitu dekat, bahkan aku bisa merasakan hangat nafasnya.

"Mas, sudah sholat Isya?" tanyaku mengalihkan pembicaraan. Degub jantung bertalu-talu. Entah kenapa tak biasanya aku begitu grogi pada suamiku sendiri.

"Sudah, tadi Mas sholat dikamar Papa. Sambil menunggui Papa. Alhamdulillah, Papa sepertinya sudah pulas." jawabnya.

Tangan itu kini meraih sarung yang masih aku kenakan, membantu meloloskan kain putih itu dari tubuhku.

"Kita coba, yuk." bisiknya lembut.

"Co-coba apa?" tanyaku gugup. Ya Allah, kenapa berasa pengantin baru yang akan belah duren begini.

Mas Hendra tak menjawab, lelaki itu merebahkan tubuhku di ranjang dengan lembut. Tangannya dengan mesra membelai anak rambut yang menutupi wajahku.

"Mas sudah Ikhtiar untuk sembuh. Walau terkadang masih ada denyut dikepala ini. Tapi, Mas yakin hari ini akan mencetak gol dan menyatakan kemenangan."

Ingin tertawa ta
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status