Share

Bab 33B

Mas Arman mulai drama. Dulu saja dia tidak begitu peduli dengan kuda putriku. Dia juga tidak pernah menunjukkan iktikad baik ke anak-anakku tetapi aku malas bertengkar di sini. Di sini pemakaman Mbak Rahma yang baru saja terjadi. Lebih bagus aku kalem dan tidak memulai pertengkaran dengan dia.

"Ayah. Kami mau ikut Om Fikar," kata Ratu. Aku tersenyum saat anakku mengatakan itu.

Ternyata benar peribahasa yang mengatakan apa yang kita tabur itulah yang kita tuai. Mas Arman selama ini nggak pernah peduli dengan anakku. Dia nggak pernah memberikan kasih sayang ke anakku dan itulah sekarang yang dia tuai. Anak-anakku juga tidak mencintainya. Bahkan mereka juga tidak terlalu kenal karena sikap acuh tak acuh Mas Arman ke anaknya sendiri.

"Kok gitu. Ikut Ayah yuk. Ayah kangen banget sama kalian. Nenek serta Tante Arum dan Ria juga kangen."

"Selama ini mereka juga nggak pernah kok rindu sama kami. Kami mau pulang aja, Ayah. Kami mau ngerjakan PR setelah itu mau mengaji," kata Ratu memegang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status