Share

34. POV Danar, Kejujuran itu Pahit

POV Danar

"Kenapa, Brow? Kaget lihat anak yang dulu imut kini lebih besar dari tante-tantenya? Atau heran melihat penampilannya yang drastis?"

Tio menepuk pundakku yang masih terpaku, entah bagaimana harus menjawab, sedangkan suasana hatiku sekarang kacau balau.

Menilik dari perkembangan tubuh, wajar anak itu tumbuh cepat, barangkali dari turunan sang ayah. Begitu juga cara berpakaiannya, aku rasa ada andil besar Zahrah di sana.

Panggilan om bocah itu tak kupersoakan lagi, selain karena mengenalku, memang itu kebiasaannya sejak kecil dulu saat bertemu.

Yang jadi penambah permasalahan sekarang adalah mengapa aku yang dipilih mamahya untuk menikahi putrinya? Dan kenapa anak itu mau? Ada hal apa di balik kejadian ini?

Huft, memikirkan semua itu membuatku migren, ditambah belum menemukan langkah tepat menjelaskan ke bapak tentang Dahlia. Bisa-bisa aku ke poli syaraf kalau begini terus.

"Pesta nikahan kamu dapat dimajuin, kok, sebelum undangan diedar. Rembukkan saja bersama kedua belah p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status