Share

Mumet

Alya menatap Ilham, lalu kembali memandangku. 

"Ayo, bang kita masuk ke ruangan. Sebentar lagi kita pulang ke rumah." Si Ilham tak bergeming, dia hanya menatap kami dengan lekat. Aku justru tersenyum puas melihat Alya tidak memperhatikannya. 

"Alya ...." Ilham masih tidak menyerah.

"Istriku tidak ingin berbicara denganmu pak Ilham terhormat!" Aku berbicara tegas agar dia tidak nekat.

Ilham mundur ketika Alya mendorong kursi rodaku ke ruangan tanpa mengucap satu kata pun. 

"Apa kalian dulu pacaran?" tanyaku penasaran.

"Nggak, aku bukan abang yang ingin dicintai dan mencintai." Hm, mulai dah si Alya ini. Pandai sekali
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status