Share

Bab 22

Mbak Eka duduk sambil bersedekap di kursi yang ada dihadapanku. Sementara Mbak Sinta duduk di sebelahku. Mereka sudah seperti petugas yang siap menginterogasi maling saja.

"Kemana Farida?" Mbak Eka memulai pembicaraan. Ia bertanya dengan nada suara mengintimidasi.

Aku belum mampu menjawab. Entah aku harus jujur atau berbohong saat ini.

"Iya, kemana? Gak mungkin pulang kampung lagi 'kan?" sambung Mbak Sinta. Namun, Mbak Sinta bertanya dengan lebih halus.

Aku hanya mampu menunduk sambil menggosok kedua telapak tangan. Aku tak berani menatap wajah kedua kakakku ini.

"Farida … Farida …" Aku menghela nafas. "Farida pergi, Mbak," ucapku akhirnya.

"Iya, Mbak tau Farida pergi. Mila juga sudah bilang, yang Mbak tanyakan, Farida pergi kemana?" jelas Mbak Eka. Benar dugaanku, Mila pasti sudah mengadukan kepergian Farida pada kedua kakakku.

"Mm … mm …"

Susah sekali jika sudah berhadapan langsung dengan Mbak Eka seperti ini.

"Am, mm, am, mm, ngomong yang bener!" tegas Mbak Eka. Membuatku semakin t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status