Share

Bab 23

Pukul 11 malam, aku memutuskan untuk pulang ke rumah. Sudah lelah aku mencari kesana kemari, tapi Farida tak juga kutemukan. Jana pun tak mau membuka pintu rumahnya. Entah kemana lagi aku harus melangkah. Hingga akhirnya aku memilih pulang meski tanpa Farida.

Tok tok tok!

"Mbak … buka pintu, Mbak!"

Sesampainya di depan rumah, aku langsung mengetuk pintunya, dan memanggil kedua kakakku.

"Mbak! Buka pintunya!" ujarku sekali lagi.

Namun, tidak ada tanda-tanda pintu akan terbuka. Aku lantas mengeluarkan ponsel dan menelpon Mbak Eka. Tidak aktif. Lalu kuhubungi nomor Mbak Sinta. Tidak aktif juga. Agh … sial.

Mau tidur dimana aku malam ini. Tega sekali Mbak Eka dan Mbak Sinta padaku. Aku lalu menaikkan motorku dan memarkirkannya di teras depan kamar.

Uuh, kotor sekali lantainya. Tidak ada Farida, memang tidak ada yang menyapu dan mengepelnya. Aku lalu mengeluarkan lap bersih yang selalu kusimpan dalam bagasi motor. Kemudian aku jadikan alas untuk duduk. Aku duduk dan bersandar pada motor. B
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status