Share

Bab 2. Tatapan penuh intimidasi

"Oh, jadi kamu orangnya, wanita yang sudah membuat anak saja tergila-gila, dan meminta agar saya, segera menikahkannya denganmu," ucap wanita paruh baya tersebut, dan dia adalah ibu dari Miko, kekasih yang dicintainya.

"Ratih, beliau ini adalah Ibuku," ucap Miko, memperkenalkan ibunya.

Ratih langsung bangkit dari duduknya, dan langsung meraih tangan wanita paruh baya itu, bermaksud ingin menciumnya. Namun bukannya mengulurkan tangan, wanita itu malah dengan sengaja melipat tangannya di atas dada, sambil terus melempar pandangan sinis ke arah Ratih.

Ratih kembali menarik tangannya, jangan lupakan senyum yang masih menghiasi wajah lembutnya, walaupun tidak mendapatkan respon yang baik, dari ibu kekasihnya, namun Ratih sama sekali tidak mempermasalahkannya.

"Bagai mana Bu, Miko tidak salah pilihkan? Ratih ini cantik, dan pintar Bu, dan yang lebih penting, Miko sangat mencintainya. Miko harap Ibu segera memberikan restu kepada kami Bu, karena Miko sudah tidak sabar ingin segera menikahi Ratih," ucap Miko, sambil tersenyum ke arah kekasihnya. Membuat Ratih langsung tersipu mendapatkan tatapan penuh cinta dari Miko.

'Huh, cantik doang buat apa? Bagusan juga Erni ke mana-mana, entah apa kelebihan gadis ini, hingga Miko lebih memilihnya dari pada Erni yang sudah jelas asal-usulnya,' batin Mirna, yang tidak lain adalah ibunya Miko.

"Bu, bagai mana menurut Ibu? Cantik kan Ratih?" tanya Miko lagi, yang seketika membuyarkan lamunan Mirna.

"Kalau hanya cantik luar buat apa Nak, jika nantinya cuma bisa duduk santai di rumah," ucap Mirna dengan nada lembut, namun penuh dengan sindiran.

Ratih hanya tersenyum, tidak ingin menanggapi ucapan dari ibu kekasihnya itu.

Sedangkan Bu Mirna yang merasa diabaikan terlihat kesal.

"Kalau boleh tahu, kamu itu kenapa bisa suka sama putra, saya?Apa karena Miko kaya?" ucap Bu Mirna. Memang nada bicara Bu Mirna sangatlah lembut, namun terdengar pedas.

"Bu, kenapa bertanya seperti itu? Ratih ini tidak memandang status sosial, dia memilihku, karena dia sangat mencintaiku Bu, dan seperti yang Miko bilang tadi sama Ibu, kalau kami berdua akan menikah," ucap Miko dengan yakin.

"Loh, tapi ibu belum memberikan restu untuk itu Nak," ucap Bu Mirna.

"Bu, maafkan Miko, setuju atau tidak, Miko dan Ratih akan tetap menikah. Miko sangat mencintainya, apa lagi Ratih rela meninggalkan keluarganya demi Miko, jadi tolong Bu, kali ini penuhi permintaanku, bukankah selama ini Miko selalu menurut dengan apa yang Ibu katakan? Jadi tolong untuk sekali ini saja, ibu restui kami," ucap Miko penuh harap.

Setelah cukup lama hening, akhirnya Bu Mirna angkat bicara. " Baiklah, kalau memang keputusanmu sudah bulat untuk menikahi wanita ini, ibu tidak akan menghalanginya. Tapi ingat, sedikit saja dia membuat kesalahan, maka ibu harus ikut campur," ucap Bu Mirna dengan nada datar.

"Iya Bu, itu sama sekali tidak masalah, yang penting Ibu mau merestui kamu," jawab Miko cepat. Sedangkan Ratih hanya diam, sebenarnya gadis itu sama sekali tidak setuju, jika ada yang ikut campur dalam kehidupan rumah tangganya nanti, sekalipun itu mertuanya sendiri. Namun Ratih juga tidak bisa menyuarakan isi hatinya itu, biarlah nanti waktu yang akan menjawabnya.

"Tunggu, tadi kamu bilang Ratih meninggalkan keluarganya demi ingin menikah denganmu, apa itu artinya keluarga gadis ini, tidak menyukaimu?" tanya Bu Mirna.

Mendapat pertanyaan itu, sepasang kekasih tersebut saling melirik, Ratih menganggukan kepalanya ke arah Miko, seperti memberikan wewenang untuk menjawab.

"Iya Bu, Ayahnya Ratih tidak setuju kalau Miko menikah dengan putrinya, mungkin karena Miko baru tamat kuliah saat ini, Pak Restu belum tahu, jika keluarga kita punya usaha. Mungkin karena itulah beliau kurang setuju, mungkin semua orang tua juga akan melakukan hal yang sama Bu, takut anak mereka tidak makan kalau pasangannya belum memiliki pekerjaan yang tetap," jelas Miko panjang lebar. Ada sedikit rasa kesal dihatinya, saat mengingat hinaan yang dilontarkan oleh ayah dari wanita yang dicintainya.

"Sombong sekali orang tuamu, bilang pada calon besanku itu, walaupun tidak bekerja sekalipun, saya sebagai ibunya, masih bisa menafkahi anak dan keturunannya nanti," ucap Bu Mirna sambil melirik tajam ke arah Ratih.

"Maafkan papa saya Bu, sebenarnya beliau tidak--,"

"Sudahlah Ratih, Ibu itu benar. Setelah menikah nanti, hidupmu akan terjamin, dan kamu tidak akan kelaparan hidup bersamaku," ucap Miko cepat, memotong kalimat Ratih.

'Maaf Ratih, aku tidak ingin kamu membahas tentang orang tuamu di sini, sejujurnya aku masih sakit hati dengan semua makiannya,' batin Miko.

***

Saat ini Miko dan Ratih sudah berada di dalam sebuah kamar, rencananya minggu depan mereka akan melangsungkan acara pernikahan, awalnya Bu Mirna keberatan, karena menurutnya terlalu cepat, namun karena Miko terus memohon akhirnya Bu Mirna pasrah.

"Mas, sepertinya Ibu kamu tidak menyukaiku," ucap Ratih sendu.

"Sayang kenapa kamu bisa berpikiran seperti itu tentang Ibu? Ibu sangat baik, dan sangat menyayangiku, aku yakin dia juga akan bersikap demikian denganmu. Sudahlah, kamu jangan berpikiran buruk tentang Ibu, walaupun terlihat tidak perduli, tapi yakinlah, Ibu itu orangnya sangat menyayang," ucap Miko. "Sebaiknya kamu istirahat, aku ada keperluan sebentar, nanti aku balik lagi," ucap Miko. Setelah mengatakan itu, pemuda tersebut langsung melangkah keluar dari kamar yang nantinya akan ditempati Ratin untuk beberapa hari ke depan.

Setelah kepergian Miko, Ratih langsung menghela nafas panjang. "Aku merasa Bu Mirna memang tidak menyukaiku, saat bicara pun beliau selalu menatapku dengan sinis, tapi demi Mas Miko, aku akan berjuang, lagi pula aku juga sudah kabur dari Papa, pasti sekarang beliau marah besar padaku, atau mungkin sedang mengutukku sebagai anak durhaka, maafkan aku Pa, karena sudah pergi tanpa ijin Papa," gumam Ratih dengan nada lirih. Ada gurat kesedihan di mata gadis itu, saat mengatakannya.

***

"Miko, kamu mau ke mana Nak?" tanya Bu Mirna.

"Miko mau kerumah kang Surya, mau menyampaikan niat Miko, yang ingin segera menikah," jawab pemuda itu, terlihat raut wajah bahagia saat ia mengatakan hal tersebut.

"Nak, apa kamu benar-benar yakin ingin menikahi gadis itu? Ibu rasa, Erna jauh lebih baik dari wanita itu, lagi pula ibu sudah kenal keluarganya, sedangkan Ratih, ibu sama sekali tidak tahu asal-usulnya," ucap Bu Mirna, yang masih berusaha mempengaruhi putranya.

Sejak awal, Bu Mirna memang ingin menjodohkan Miko dengan anak dari seorang Lurah yang ada di kampungnya, namun sayang itu semua harus pupus, karena kehadiran Ratih, yang menurut Bu Mirna jika gadis itu hanya ingin memanfaatkan putranya saja.

Sedangkan di dalam kamar, Ratih terkejut saat tiba-tiba pintu kamarnya dibuka dengan paksa.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status